Memulai lebih mudah daripada mempertahankan, memang itu benar adanya, pada saat anda memulai, anda tidak banyak memikirkan hal - hal , selain operasional , penjualan dan modal. Hanya ini saja, namun pada saat mempertahankan usaha , banyak hal yang harus di pikirkan.
COVID19 , saya malas sekali dengar nama ini, teringat di akhir bulan februari kemarin, pada saat kerabat , teman bisnis berkumpul untuk sekedar kongkow ngopi, bahasan temanya adalah mempertawakan si covid ini. Loe baca gak ada corona tuh, bahaya di china, hahaha !!, Ahh gw kaga takut, palingan juga tu virus flue biasa, orang - orang sono kan lemah, gak kaya kita, hahah!! Â Â Â Â kurang lebih bahasanya seperti itu.Â
Bicara soal bisnis usaha, februari nomal2 saja, omset stabil, malah kita mempersiapkan liburan untuk lebaran mei ini. Menatap masa depan bisnis dari usaha ini sangat cerah, Perusahaan berkembang pesat, pemasukan bertambah double digit persen, ahh gini terus bisa umur 40 pensiun nih.
To the topik langsung, mulai tersadar akan dampak ini, pada saat melakukan perjalanan bisnis ke papua timika awal maret, mulai ada pemeriksaan suhu tubuh, dari situ saya langsung merasakan bahwa pandemi ini sudah dekat, di depan mata.Â
Sepulang dari sana saya buru - buru cek keuangan perusahaan, termasuk hutang - piutang dan stock barang. Setelah itu data saya analisa, dan saya pegang kesimpulannya untuk menjadi rujukan bilamana mengambil keputusan sampai hari ini. Â
Bicara bertahan saat ini, tidak mudah seperti membalikan telapak tangan, untuk bisnis - bisnis yang tidak berkaitan dengan penyokong pencegahan covid ini sangat amburadul, bisa di lihat perusahaan yang memiliki karyawan banyak, memiliki hutang yang berjalan, memiliki pangsa pasar yang berkaitan dengan interaksi manusia, itu semuanya bonyok di gebukin si covid. Belum lagi di bulan ini kita mengeluarkan uang untuk THR, dan bonus. ya kalau di berita kita lihat boleh menunda THR kalau kenyataan tidak ada kas, namun realita nya tidak sesuai.
Lalu kita harus apa ? yang bergerak di bidang itu, .... Â ya jawabannya menurut saya kalkulasi dan buruan berubah, cepat anda hitung semua aset, piutang lancar, piutang tidak lancar, hutang, dan modal kas anda. Jangan takut melihat angka, kalau minus ya mau gimana lagi, jika anda perusahaan perdagangan yang memiliki banyak suplier, telepon suplier anda, gali rencana - rencana bisnis mereka, hanya pilihlah suplier yang bukan tipe penjlat.
Jangan ragu tunda semua rencana bisnis, pengembangan usaha jangan dulu, sayangi kas anda, meskipun kas anda besar , anda musti memohon kepada suplier untuk diberi kelonggaran pembayaran, meski pada saat ini , anda mampu melunasi semua hutang perusahaan.Â
Kenapa ?  karena 1 rupiah pun  anda harus hitung sebagai investasi. Pandemi ini kita tidak tahu berhenti sampai kapan, kita harus mempersiapkan panjang, jangan sampai waktunya tiba amunisi kita sudah habis.Â
Perihal menunda hutang harus di cermati dengan bijak, jangan licik dan tidak ber etika, btw saya akan lanjut malam ya di bagian 2 , saya mau kongkow2 dulu dengan rekan bisnis, meskipun itu dilarang dan diwajibkan secara online, namun buat saya ini kebutuhan yang mendasar, asalkan kita menerapkan protokol yang ketat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H