Perusahaan mana yang tidak mau memiliki teamwork yang solid, tentu setiap perusahaan menginginkan karyawan yang terbaik, mungkin seperti gambar di atas ini, memiliki karyawan yang loyal, berintegritas merupakan dambaan dari setiap perusahaan.Â
Saya sebagai pemimpin di perusahaan, sampai saat ini masih mencari - cari cara terbaik untuk membangun sebuah teamwork yang solid, yang berisi individu - individu terbaik. Banyak seminar sudah di ikuti, banyak buku sudah dibaca, bertanya ke para pemimpin yang lain pun mungkin sudah tidak bisa di hitung jari, yang belum di lakukan hanya bertanya ke orang pintar alias dukun hahaha.
Setelah di telah dan direnungkan, ternyata kuncinya ada di diri sendiri, tidak jauh - jauh ternyata, jadi pemimpin perusahaan adalah refleksi dari perusahaan itu sendiri, pemimpin yang suka berbohong, maka lambat laun anak buahnya akan mengikuti, dan berlaku sebaliknya.
Mungkin ada istilah, kebiasaan yang buruk akan merusak kebiasaan yang baik, seperti besi menajamkan besi, di bidang Furniture khususnya Furniture Kantor, merupakan pekerjaan yang kompleks dari mengurusi penjualan, pengiriman, gudang, pembukuan, produksi dan lain - lain, dan ternyata kita sebagai pemimpin harus memiliki berbagai karakter, artinya ketika berhubungan dengan bagian penjualan maka karakter kita harus serupa dengan mereka.Â
Namun tentu saja tidak melupakan nilai - nilai karakter utama, misalnya ketika membahas penjualan dengan bagian marketing, kita harus mengetahui bahwa bagian marketing ini memiliki karakter yang berbeda, memiliki karakter yang politis, para marketing yang sudah super terkadang memperlakukan pimpinannya seperti customernya.Â
Jadi jangan heran banyak sekali modus operandi bertebaran hahaha. Jika anda tidak suka dengan modus - modusan atau tidak suka bersikap politis sulit kiranya jaman sekarang untuk memimpin sebuah divisi marketing. Hampir semua promo marketing itu bermodus, semakin canggih modusnya maka semakin hebat penjualannya. Apakah salah ? menurut saya tidak, selama prinsip - prinsip utama tidak dilanggar, dan tidak merugikan.
Dan satu lagi jika berhubungan dengan bagian produksi misalnya, mereka lebih senang sesuatu yang baku, seusatu yang rutin, sesuatu yang melekat pada aturan, justru ketika anda bermodus - modusan di bagian produksi, anda akan merusak bagian produksi itu sendiri.Â
Jadi kesimpulannya adalah karakter pemimpin sangat mempengaruhi, belajar dan belajar, mencoba dan mencoba itu wajib hukumnya sebagai pemimpin, Oleh karena itu saya melihat kenapa satu perusahaan multinasional berani memberikan gaji yang fantastis untuk seorang pemimpin, Â karena perusahaan tersebut melihat karakter dari pemimpinnya, jadi istilah kasarnya perusahaan membeli karakternya.Â
Sangat seru memang ketika kita mengulik-ngulik bagian ini, bagaimana membuat karyawan betah bekerja, atau bahkan bangga bekerja di perusahaan yang kita pimpin, mendengar karyawan menolak tawaran-tawaran dari perusahaan lain dengan iming - iming gaji lebih besar, merupakan suatu kepuasan pribadi yang besar untuk saya.Â
Di bidang saya menjadi kepuasan apabila kita berkunjung ke wilayah yang kita belum pernah datangi, dan disitu kita menemukan produk kita, misalnya kursi kantor. Ahh rasanya seperti mendapat uang milyaran yaaa...hahaha. Sama halnya bila para marketing menemukan hal serupa, sebetulnya insetive komisi merupakan bonus tambahan, kepuasannya adalah bila sudah menyelesaikan project yang super rumit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H