Hembusan angin menyeruak dalam dinding hati,
Selayaknya embun menetes di pagi buta.
Aku mencoba menari-nari di punggung cintamu,
Selayaknya senja mengitari sang Surya untuk tenggelam bersama.
Kupetik kuncup mawar yang hendak mekar : dengan semerbak cinta yang bertabur.
Aroma riang terselubung dalam helaian kelopak-kelopak nya : membawa jiwa seakan ke nirwana.
Kuhirup dalam dalam sampai ke Sukmaku,
Udara sebelum subuh berkumandang.
Aahhhh....
Aku jatuh hati padamu : semesta.
Biarkan aku memeluk mesra dirimu,
Biarkan aku tetap mendekapmu,
Biarkan aku bersamamu,
Mengayunkan langkah menuju rumah suci mu.
Fajar kian menyingsing dari ufuk nya.
Pertanda embun akan segera hilang.
Menetes dalam daun, batang dan akar sang mawar.
Mencengkeram kehidupan dari sang alam.
Berandai-andai jika kau kekasihku,
Akan ku belai setiap jengkal tubuhmu.
Akan ku dekap hembusan nafasmu,
Akan ku jaga embun sejukmu.
Mentari menghapus jejak embun pagi,
Namun tak apa. Aku akan kembali esok sebelum ia melebur bersama nya.
Aku mencintaimu : Semesta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI