Menurut logika orang gebleg macam saya, kalo menaikkan harga BBM itu bukan perbuatan yang percuma alias tidak ada manfaatnya atau lebih parah lagi banyak menimbulkan kerugian, pasti tidak akan ada penurunan harga BBM. Kalo menaikan harfa BBM itu banyak manfaatnya pasti akan terus dinaikkan, semakin tinggi harganya, semakin banyak manfaatnya.Â
Kalo sekarang harga BBM diturunkan, berarti sebaliknya kan? Mungkin ada yang merasa atau menganggap penurunan harga BBM ini adalah suatu prestasi besar. Bakal tercatat dalam srjarah Indonesia, pemerintahan ini berhasil menurunkan harga BBM, tidak cuma ratusan perak tetapi ribuan rupiah. Wow! Tapi jangan lupa, mall-mall banyak yang juga bisa banting harga, obral plus diskon gedhe-gedhean, tapi konon caranya dengan menaikkan tingg-tinggi dulu harga normalnya.Â
Bicara tentang harga, pasti tidak bisa dilepaskan dari hubungan antara dua pihak, penjual dan pembeli. Yang untung atau rugi ya salah satu di antara  mereka. Bisa penjuanya yang untung dan si pembeli yang rugi atau sebaliknya. para pakar ekonomi, tolong dong kasi tau saya, kalo harga naik tinggi, yang untung siapa? yang rugi siapa?
Maaf saya bukan orang yang pandai berhitung kaya para cerdik cendekia yang menduduki jabatan nan mulia di pemerintahan sana. Yang saya lihat dari kenaikan harga BBM, entah ini disebut manfaat atau petaka, tidak cuma harta yang dikorbanka, tapi juga nyawa melayang sia-sia. Lupa ya? Tu, yang demonstrasi menentang kenaikan harga BBM kayaknya ada yang mati ya? Ato yang luka-luka juga dengar-dengar ada. Yang kaya gini ini disebut manfaat ato prahara? yang macam ini otak saya masih bisa ngitung, paling-paling jumlahnya bisa dihitung dengan jari.Â
Tapi soal harta, tolong dong siapa yang bisa menghitung duit yang bertebaran buat menanggung kenakan harga-harga segala macan barang mulai dari sembako sampe barang mewah, buat nengamankan demonstrasi, buat bahas rencana kenaikan ini rapat kabinet, rapat DPR, rapat apalagi saya tidak tau, buat ngatasi ekonomi yang kata media massa belakangan ini seret, pabrik-pabrik ada yang tutup, karyawan di PHK, de el el, gak sanggup saya nyebutin satu-satu. Ini semua kalo di Rupiahkan enolnya berapa ya? Para pakar ekonomi tolong dong kasi tau.Â
Tapi saya suka kok, situasi macam ni, soalnya saya penganut aliran soda mosakisme ato apa itu namanya? Itu lho yang punya filosofi kenilmatan akan lebih berasa kalo disakiti ato bahkan disiksa terlebih dahulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H