Mohon tunggu...
jokolelono
jokolelono Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Demo Vs Do'a

21 November 2016   22:56 Diperbarui: 21 November 2016   23:30 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Demo versus do’a, Lebih kuat mana ya? Gue cuma ingin bertanya. Coba kita lihat asal-usulnya. Demo singkatan dari demonstrasi, semua juga sudah tau. Demonstrasi berasal dari bahasa Inggris demonstration, semua juga dah tau ya. Jadi, demo itu berasal dari budaya barat, budaya liberal, budayanya orang-orang pemuja kebebasan.

Sedangkan kata do’a berasal dari bahasa Arab, semua juga dah tau. Arab adalah negara agamis, fadi do’a adalah budayanya orang-orang agamis, semua juga dah tau.

Yang gue heran, kenapa orang-orang agamis itu pake budaya orang-orang liberal untuk menuntaskan hasratnya? Iya si, do’a tu setelah ikhtiar. Tapi apa ya tidak ada ikhtiar lain selain pake budaya barat? Dalilnya apa ya kok cara yang dipake tu demo? Ayat suci ato hadist?

Demo tu mengandalkan kekuatan manusia semata. Sedangkan do’a. semua dah tau, mengandalkan kekuatan Tuhan. Kuat mana? Semua juga dah tau. Tapi kenapa lebih memilih demo?

Do’a satu orang sholeh saja kekuatannya luar biasa. Apalagi segitu banyaknya, masa  mereka gak percaya kalo Tuhan bakal mengabulkan do’a mereka, padahal mereka kan orang-orang suci?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun