Mohon tunggu...
jokolelono
jokolelono Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

YY dan Ahok

16 Mei 2016   11:07 Diperbarui: 16 Mei 2016   11:13 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa hubungannya? Menurut logika orang bodoh macam saya si tak ada. Lha wong Ahok di Jakarta sedangkan YY ada di Bengkulu,  kalo gak salah. Maklum gak pernah baca beritanya secara detil. Gak kuat hati baca berita macam ini. 

Tetapi kenyataannya ya tetep saja ada yang coba menghubungkannya. Apalagi seandainya kasus ini terjadi di wilayah jabatan Ahok. Pasti hebohnya gak ketulungan. Pasti banyak yang bagaikan ketiban durian runtuh. Pasti banyak yang rebutan menghabisi si Ahok. Pasti banyak yang menghujatnya habis-habisan. Pasti banyak yang merasa dapat amunisi baru buat menyerang Ahok. Pasti banyak yang tulisannya dapat Nilai Tertinggi.

Kalo toh kasus YY memang ada hubungannya dengan minuman keras, apa yang melegalkan beredarnya minuman keras di Bengkulu itu Ahok? 

Ato kalo bukan Ahok yang melegalkan minuman keras maka minuman keras kehilangan efek membahayakannya?

Sungguh aneh, di negri ini minuman keras tidak dilarang oleh pemerintah pusat. Tetapi anehnya, tak satupun orang yang memprotesnya. Giliran Ahok yang melegalkan bir, orang-orang yang dari luar Jakarta pun heboh.

Lha mbok ya  pada protes pada pemerintah pusat sana. Ato pada takut sama si dia? Mungkin si dia terlalu istimewa, pantang dicela, harus dipuja-puja setinggi langit. 

Bikin proyek mercusuar yang menghabiskan duit rakyat bertrilyun-trilyun rupiah saja bisa, tapi kenapa melindungi seorang YY yang tak butuh duit sepeser pun kenapa tak bisa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun