Catatan akhir Tahun 2011 Antara SBY dan Syahrini   Tahun 2011, sebentar lagi berakhir. Bahasa kerennya sih, tinggal menghitung hari. Berbagai peristiwa yang terjadi. Tak sedikit cerita yang bisa dikenang. Namun, tahun ini,  ada sesuatu antara SBY dan Syahrini. Rupanya, ada dua istilah yang ngetrend di masyarakat yang  dipopulerkan dua orang publik figure di negeri ini, SBY dan Syahrini. Istilah yang dipopulerkan dua orang publik figure di negeri ini dengan latarbelakang yang berbeda. Satunya sebagai pemimpin negara, SBY dan satunya lagi artis ibu kota, Syahrini. Meski kata"Saya merasa prihatin" yang dipopulerkan SBY, dipopulerkan beberapa tahun lalu, namun, sampai tahun ini masih yang terpopuler. Bahkan menurut saya sih, istilah ini menempati rating tertinggi dalam Tahun ini. Hampir dalam setiap konfrensi pers yang digelar di podium berlambang burung garuda itu, tak lupa, SBY menyelipkan kata keprihatinan dengan mimik yang lebay dech, istilah kerennya. Sayangnya, istilah ini, malah membuat sebagian besar orang malah muak dengan istilah yang dipopulerkan pemimpin negara ini. Mereka mulai gerah dengan istilah ini. Sementara untuk istilah yang satunya lagi, yang dipopulerkan artis ibu kota RI, Syahrini, malah disambut antusias masyarakat. Dengan senang hati dan penuh semangat, biasanya, mereka menyebut istilah, "Alhamdulillah ya...Sesuatu". Istilah yang begitu populer di semua kalangan, mulai dari yang muda hingga yang tua. Dua istilah dengan respon yang sangat berbeda di masyarakat. Entah, apakah ini pertanda istilah yang satu memang sudah tidak pas lagi di masyarakat karena pelaku yang mempopulerkannya sudah tidak mendapat simpati lagi di masyarakat atau karena sebab lain, silahkan dijawab sendiri. Yang jelas, saya berharap, tahun mendatang, istilah kepala negara ini bisa berubah menjadi, alhamdulillah ya, kita bisa. Tapi ini hanya harapan, karena sepertinya, tahun depan dan tahun seterusnya akan menjadi tahun-tahun keprihatinan bagi SBY dan koleganya. Tahun ini, SBY masih meneruskan tradisi merasa prihatin untuk setiap masalah tanpa menyebut jalan keluarnya. Kalau tradisi keprihatinan ini masih terus berlanjut, bukan tidak mungkin, sang pemimpin ditinggal sendiri, dan mengucapkan"SAYA BENAR-BENAR PRIHATIN".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H