Penyusutan lahan pertanian sebesar 50.000 hingga 100.000 hektare pertahun (Pikiran Rakyat, 13 Juni 2016) menjadi suatu kendala untuk meningkatkan ketahanan pangan, eksfensifikai atau perluasan lahan pertanian merupakan hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah. Pengoptimalisasian produksi padi di area yang ada dengan berbagai cara menjadi pilihan terakhir. Bagaimana kita melakukannya? Dengan menanam padi hibrida terbukti efektif.
Kenapa Padi Hibrida?
Hibrida adalah produk persilangan antara dua tetua padi yang berbeda secara genetik. Apabila tetua-tetua diseleksi secara tepat maka hibrida turunannya akan memiliki vigor dan daya hasil yang lebih tinggi daripada kedua tetua tersebut (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Kementrian Pertanian).
Keunggulan padi hibrida adalah hasil produksi lebih (9-10 ton/hektar) tinggi daripada padi unggul biasa dan tanaman lebih seragam. Dengan hasil produksi yang tinggi tentu dapat mengoptimalkan area pertanian yang ada, sehingga jumlah jual petani lebih tinggi.
Banyak petani enggan menanam padi hibrida karena harga benih yang relatif mahal dan petani harus membeli benih baru setiap tanam, karena benih hasil sebelumnya tidak dapat dipakai kembali. Kendala lainnya adalah penanaman padi hibrida membutuhkan waktu dan perhatian yang intens, sehingga perlu adanya pengetahuan lebih.
Dapat dikatakan bahwa kendala dalam penanaman padi hibrida adalah tidak adanya modal dan kurangnya informasi pertanian.
Solusi yang Diberikan
Untuk mengatasi kendala tersebut solusi yang terbaik adalah konsep social enterprise dengan pemberian teknologi modern dan cerdas dan pendampingan budidaya. Teknologi yang dimaksud adalah teknologi yang dapat mempermudah akses petani untuk mendapatkan modal, kebutuhan pertanian, dan informasi pertanian, serta dapat mempermudah petani untuk menjual hasil panennya langsung ke konsumen dengan tujuan untuk mendapatkan harga yang fair dan membebaskan dari tengkulak.
Teknologi yang digunakan adalah berbasis aplikasi on-demand, dimana dapat mudah diakses melalui perangkat mobile oleh petani, konsumen, pemasok kebutuhan tani, dan pemberi modal.
Fitur :
Akses permodalan-Â melalui microfunding yang dikelola oleh social enterprise.
Beli kebutuhan bertani -Â petani dapat memesan langsung kebutuhan bertani.
Marketplace-Â akses pasar untuk petani menjual langsung hasil panennya.
Informasi pertanian-Â pemberian informasi pertanian secara lengkap.
Dengan demikian, dari solusi diatas sangatlah efektif untuk membantu petani dalam menghadapi kendala permodalan dan informasi pertanian. Petani dapat menanam padi hibrida tanpa cemas dan petani pun sejahtera.