Mohon tunggu...
Satrio Vianka
Satrio Vianka Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hidup Mahasiswa : Idealisme Kampus VS Realita berDemokrasi

1 Mei 2017   15:25 Diperbarui: 1 Mei 2017   15:53 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa hebatnya suatu institusi pendidikan yang dikhususkan mereproduksi manusia manusia kompeten tetapi berotak kiri mentok pengisi sekrup sekrup korporasi, gudangnya staff ahli proyek proyek privat penuh konflik semisalnya reklamasi, dan semangat berkompetisi yang dibingkai dengan dalih world class university : terbaik secara kuantitas ! Jumlah penelitiannya, tanpa kita tahu apalaj penelitian yang telah dilakukan demi menunjang kesejahteraan masyyarakat luas atau hanya menjadi alat dukung untuk meningkatnya profit korprorasi/segelintir orang.

Inilah salah satu kacamata bentuk kampus ptn terkenal di Bandung yang para mahasiswanya mulai mengkritisi tentang masalah kampus yang notabenenya sangatlah sibuk dibagian akademisi serta tuntutan sertifikasi internasional. Banyak dari mereka yang tercetak sebagai mahasiswa yang kurang peduli dan tidak mengingat akan perjuangan leluhur bangsa untuk memajukan negara. Inilah realitas dari sistem neokapitalis asing untuk negeri ini. Lembaga pendidikan menuntun mahasiswa untuk membentuk seorang pekerja dengan harapan tertingginya untuk bekerja pada perusahaan asing yang bergaji lebih tinggi, tak ada lagi yang mengambil langkah untuk membuka lapangan kerja layaknya entrepreneur dalam negeri.

Kesenjangan untuk memajukan bangsa telah dikalahkan oleh nafsu realistis akan materi yang rancangan jangka panjangnya bersifat "aman:. Sangat disayangkan kalian kalian yang kompeten dan berkualitas dibidang akademik, tidak dibingkai dengan kepedulian akan negeri sendiri.

Untuk itulah kita sebagai mahasiswa harus sadar akan tuntutan negara yang berperan sebagai pemuda dan penerus bangsa. Nasionalisme harus selalu ada dalam hati para mahasiswa agar mahasiswa bisa merasakan sejarah. Sejarah tentang bagaimana Indonesia dengan pahlawan yang telah berjuang memerdekakan negeri Indonesia ini, walaupun berbeda beda suku dan budayanya, tetapi tetap satu sebagai bangsa Indonesia. Kita kaum pemuda dan pemudi Indonesia adalah penerus para pahlawan yang telah gugur dari medan pertempuran, baik itu secara fisik maupun teror.

Sebenarnya dasar dari permasalahan Indonesia yang tidak kunjung selesai adalah kurangnya pemahaman tentang ideologi Pancasila. Lihat saja mereka mereka yang sebenarnya terkesan tidak menghargai betul sila ke 1 dalam pancasila. Mereka yang mempergunakan agama sebagai alat politik kepentingan kepentingan yang sifatnya spekulatif, adalah mereka mereka yang tidak mencintai pancasila secara utuh. Jiwa jiwa fasisme bisa tumbuh pada golongan golongan seperti ini. Membawa ideologi yang harusnya dapat berbaur dengan Pancasila, mencirikan suatu ancaman bagi negara dan berbangsa.

Memang banyak sekali hal hal yang berhubungan dengan konspirasi, mulai dari konspirasi bagaimana bentuk bumi sampai ke presiden kita yang sangatlah kontroversial sekarang. Inilah yang saya sayangkan sebenarnya. Entah saya kadang berfikir, apakah orang baik sudah tidak bisa menguasai dan mengalahkan para kaum elit politik kolot? Pola pikir dan cara pandang masyarakat indonesia yang adalah IQ rata ratanya memang kelas negara berkembang ini, memberikan celah yang sangat baik untuk menguasai paggung retorika yang selalu berhasil memikat rakyat bangsaku Indonesia nan indah dan beragam ini.

Tapi inti tentang permasalahan seperti ini hanyalah bagaimana kita sebagai mahasiswa bisa mengerti permasalahan sosial yang telah tercipta, dan membentuk suatu solusi yang telah dipertahankan demi terwujudnya suara hati dan aspirasi mahasiswanya. Tugas mahasiswa adalah memperjuangkan apa yang seharusnya diperjuangkan, mengembangkan idealismenya, dan menyumbang prestasinya kelak untuk bangsanya.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun