Circe adalah sebuah novel penceritaan ulang mitologi Yunani karya Madeline Miller. Novel ini menceritakan tentang Circe, seorang Titan anak Helios, yang seringkali dibully oleh sesame kaumnya. Suara dan rupanya yang berbeda menjadi bahan olok-olokan yang tidak henti-hentinya mereka berikan.Â
Suatu Ketika, Circe menemukan bakatnya yang selama ini terpendam, ilmu sihir. Helios menilai bakat putrinya itu mengancam kedamaian para Titan dan Dewa-Dewi Olympus yang sudah terjaga selama berabad-abad. Helios dan Zeus memutuskan untuk mengasingkan Circe ke pulau Aiaia seorang diri. Selama berada di pulau tersebut, banyak hal yang terjadi yang membangun kepercayaan diri Circe.
Plot dalam buku ini berlangsung selama ribuan tahun. Bagi Sebagian pembaca, mungkin ini akan terasa membosankan. Tetapi, hal tersebut membuat cerita lebih dalam dan lebih banyak ruang bagi pembaca untuk mengenal Circe. Apalagi, Circe adalah seorang Titan yang hidupnya abadi seperti Dewa-Dewi.Â
Jadi, sangat masuk akal jika kisah hidup Circe berlangsung selama ribuan tahun. Pembaca akan bisa melihat bagaimana Circe yang masih takut unutk memanfaatkan bakatnya di dunia yang diatur oleh lelaki, menjadi seorang wanita yang bebas dan percaya diri memanfaatkan bakatnya.
Menurut informasi yang didapatkan, cerita dalam novel ini adalah penceritaan ulang naskah syair Odyssey dalam sudut pandang Circe. Sekaligus juga mengenalkan siapa Circe sebenarnya. Setelah terbiasa membaca buku-buku mitologi Yunani yang dibuat lebih modern, para karakter di novel Circe terasa lebih "asli." Dewa-Dewi Olympus juga terasa lebih egois dan semaunya sendiri di novel ini.
Dunia yang dipimpin oleh system patriarki juga sangat terasa. Hal ini awalnya tergambarkan dari para Titan yang sangat mementingkan pendapat Helios, dan para Dewa-Dewi Olympus yang dipimpin oleh Zeus. Lebih terasa lagi saat Circe dikekang oleh ayahnya dan Zeus. Juga saat Ibu Circe sangat tunduk terhadap Helios tanpa bisa membantahnya. Tetapi, di novel ini, diceritakan bagaimana Circe "menentang" dunia patriarki itu.
Circe hidup seorang diri di pulaunya, Aiaia. Dia melakukan apa saja yang dia kehendaki dalam pulau itu. Dia mengembangkan bakatnya, mengembang biakkan hewan-hewan, juga memperlakukan para pengunjung pulau itu sesuka hatinya. Circe menyambut Hermes dengan sesuka hatinya.Â
Walaupun Circe diasingkan sebagai cara para penguasa untuk "mengontrol" kekuatan Circe, tetapi di pulau itu, ia mengembangkan keuatannya. Dia mengubah para tamu yang tidak sopan menjadi babi, melindungi pulau itu dari ancaman Athena terhadap anaknya, juga menampung anak istri Odysseus yang sedang diincar Athena.
Circe berkembang dari karakter yang sangat dikontrol oleh ayahnya, menjadi karakter yang sangat kuat dan bahkan bisa mengancam ayahnya di akhir cerita. Perkembangannya sangat terasa. Awalnya, Circe mengubah kekasih manusianya menjadi seorang Dewa dan dia menyembunyikan fakta itu. Sehingga saat ketahuan, dia diasingkan.
Di Aiaia, Circe mulai mencoba untuk berkembang. Hingga puncaknya adalah saat Circe memiliki seorang anak, Telegonus. Telegonus yang sejak bayi keselamatannya sudah terancam, memaksa Circe untuk menentang semua peraturan yang ada. Circe berani melawan Athena yang kemungkinan besar akan mengancam kedamaian antara titan dan Dewa-Dewi Olympus demi mengamankan anaknya.Â
Circe juga berani menghadapi Dewa para ikan pari, Trygon. Dia menghadapinya untuk meminjam ekornya yang bisa memberi kesakitan yang luar biasa dan bertahan lama pada Dewa dan membunuh manusia dalam sekali sentuh. Circe juga Kembali menantang Athena demi kesenangan anaknya. Telegonus membawa Telemachus dan Penelope dari Ithaca untuk berlindung di Aiaia.Â
Demi Telegonus, Circe bersedia melindungi Penelope dan Telemachus. Kasih sayang seorang ibu sangat terasa dari karakter Circe. Apalagi, saat Circe harus rela melihat anaknya menerima tawaran Athena untuk membangun sebuah negara baru. Walaupun sedih dan ingin menahan agar anaknya tidak pergi, tetapi Circe tahu kalau dia terus mengurung Telegonus, itu tidak akan berdampak baik bagi anaknya.Â
Cara Circe mengakhiri masa pengasingannya juga sangat menunjukkan kalua Circe yang ini, berbeda dengan Circe di awal cerita. Circe mengandalkan kekuatan dan hal-hal nakal yang dilakukannya dulu untuk mengancam Helios agar ia mau mendiskusikannya lagi dengan Zeus. Tidak seperti anak manja yang merengek pada ayahnya, saat Helios mengancam tidak akan menganggapnya sebagai anak, Circe tetap berani dan hal itu tidak mengusiknya.
Tidak hanya berfokus pada Circe, novel ini juga terfokus pada beberapa karakter di mitologi Yunani. Seperti para nymph dan naiad. Kelahiran Minotaurus juga diceritakan dalam novel ini, bagaimana Circe bekerja sama dengan Daedalus untuk membuat kurungan agar makhluk itu tidak membahayakan. Ariadne juga sempat disinggung beberapa saat di novel ini, sebagai anak dari saudara perempuan circe, Pasiphae.Â
Icarus, pemuda yang terbang terlalu dekat dengan matahari, anak dari Daedalus juga diperkenalkan di novel ini. Odysseus munvul dalam jangka waktu yang banyak. Dia mengubah Circe yang hanya pernah sekali mencintai manusia dan gagal, juga selalu mengubah para manusia yang mampir ke pulaunya, menjadi karakter yang sekali lagi mempercayai cinta. Cerita bagaimana Scylla diubah menjadi monster juga diceritakan oelh penulis di novel ini.
Penulis menuliskan novel ini dengan gaya Bahasa yang sangat menyair. Banyak analogi yang dituliskan penulis saat Circe sedang ingin mengungkapkan sesuatu. Ini mungkin akan dianggap membingungkan bagi Sebagian pembaca. Tetapi, untuk yang sering membaca cerita yang Panjang, kompleks, dengan banyak kalimat yang memasukkan analogi, novel ini terasa cukup indah.Â
Penggambaran penulis terkait latar tempat cerita ini berlangsung juga cukup baik dan tidak terasa membingungkan. Walaupun tempatnya terkesan kecil, tetapi cara penulis menggambarkan suasana dan keindahahn pulau Aiaia begitu terasa, Juga saat penulis menggambarkan sosok Scylla yang menjijikkan dan amarah Athena yang begitu menyala keperakan.
Bagi pecinta seri Percy Jackson and the Olympians, atau the Trials of Apollo, buku ini memberikan warna yang segar dan berbeda. Para dewa Olympus yang digambarkan modern dan dalam beberapa kesempatan jadi kocak, di novel ini diceritakan sangat egois, semaunya sendiri, dan juga menyeramkan. Tetapi, sudut pandang baru terkait mitologi Yunani yang disuguhkan novel ini terasa sangat menyenangkan untuk dibaca. Yang paling terasa perbedaannya adalah Athena.Â
Athena di novel ini digambarkan sebagai seorang Dewi yang akan berusaha agar kemauannya tercapai. Walaupun, hal itu menyengsarakan manusia. Seperti saat Odysseus akhirnya menjadi gelisah setiap saat karena Athena menjanjikannya perang dan kejayaan. Juga saat Penelope merasa terancam karena takut anaknya akan diambil Athena setelah Odysseus meninggal.
Novel ini sangat direkomendasikan untuk para pembaca yang menyukai mitologi Yunani. Sudut pandang yang baru dan karakter dengan  unsur feminisme yang kuat akan memabwakan pandangan baru bagi para pembaca terkait mitologi Yunani. Perkembangan karakter Circe juga bisa dijadikan inspirasi bagi siapapun pembaca yang membutuhkan sosok yang kuat dan mandiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H