Friend, pernah menyangka enggak kalau punk rock bergerilya dan bergerak pesat di negara yang citranya lumayan jauh dari budaya populer seperti Israel?
Secara historis, pergerakan punk itu lahir dan tumbuh dari pergolakan politik atau sosial di suatu tempat. Fenomena itu pun ternyata terjadi di Israel. Komunitas punk telah muncul dalam masyarakat yang tercabik-cabik oleh konflik antara Israel dan Palestina. Seperti anak muda Israel lainnya, para penganut punk telah bertempur sebagai tentara hasil kebijakan wajib militer negara dan rela kehilangan teman yang terbunuh oleh pelaku bom bunuh diri sampai baku tembak medan perang.
Hal semacam itu yang menimbulkan pertumbuhan pesat para pelaku musik bawa tanah untuk menyuarakan kegelisahanya lewat medium musik. Salah satu pelaku musik bawah tanag Israel yang terdengar raunganya adalah Useless ID. Didirikan pada tahun 1994 oleh Guy Carmel (vokal dan gitar), Ralf Hober (drum), Adi Elkabets (gitar), Nadav Elkabets (Bass). Pada tahun-tahun pertamanya band ini aktif di kancah punk Israel, dan merilis dua album studio secara independen, dengan labelnya sendiri, Falafel Records yang dinamai sesuai makanan favorit anggota band, falafel.
Dua tahun setelah pembentukan band, keempat anggota memutuskan untuk memainkan pertunjukan di Amerika Serikat dan melakukan tur keliling negeri selama enam bulan. Tur yang sukses ini diikuti oleh lima tur lagi di sekitar Amerika Utara, dua keliling Eropa dan satu di Jepang. Pada tahun 1996, setelah kembali ke Israel dari tur yang mereka jalankan, bassis band Adi Elkabets digantikan oleh Yotam Ben Horin yang mengisi departemen vokal dan bass hingga sekarang.
Terobosan internasional band ini terjadi pada 1999, setelah pentolan The Ataris , Kris Roe, mendengar band tersebut dan mengundangnya untuk merekam album split untuk Kung Fu Records. Album bertajuk ‘Let It Burn’ itu menampilkan sembilan lagu Ataris dan tujuh lagu dari Useless ID.
Seperti halnya band punk di negara lain, amunisi dari lagu mereka merupakan penolakan langsung terhadap sistem pemerintahan dan angkatan bersenjata Israel. Setiap warga negara Israel diberi mandat untuk melayani segera setelah mereka mencapai usia 18 tahun, tepat setelah mereka lulus sekolah menengah. Biasanya, anak laki-laki melayani selama tiga tahun dan anak perempuan sekitar dua tahun. Bagi beberapa remaja, dinas bisa berarti pekerjaan administratif, atau pertempuran penuh di zona hitam perbatasan. salah satu lirik dari repertoar Useless ID dengan nada menyentil. Useless ID sempat menyentil topik itu pada salah satu lagunya dengan menyuarakan, “brainwash and it’s a fact that every youngster starts to believe country he must kill”.
Mungkin Useless ID adalah nama yang sangat familiar di scene musik internasional, tapi jauh sebelum mereka muncul, ada juga band seperti Zikney Tzfat yang sudah mulai ber-punk rock-ria di tahun 90-an awal. Band yang dibentuk di Tel Aviv ini memainkan musik poppy punk rock dibalut nuansa gitar mentah ala indie pop dan mengimplementasikan aksi panggung yang teatrikan agar aksinya lebih politikal. Ini membuktikan bahwa punk rock memang sudah tumbuh pesat di Israel sejak beberapa dekade lalu.
Di era millenium, ada pun band seperti Not On Tour yang kiprahnya sekaliber Useless ID. Meski terbilang band belia, Not On Tour pernah didaulat sebagai opening act Descendents sampai Strung Out. Hal ini membuktikan bahwa pergerakan punk rock di Israel masih aktif meski pun negaranya di cap sebagai negara dunia ketiga dan super politikal. In a sense tanpa menyamakan nilai ideologi negara, Israel sebetulnya mirip dengan Indonesia untuk punk rock. Sama-sama antah berantah tapi pergerakan musiknya aktif. Oh, dan satu lagi, dua negara tersebut sama-sama pernah dikunjungi NOFX ketika mereka tur untuk merekam dokumenter Backstage Passport.
Punk yang begitu dekat dengan nilai-nilai luhur sosial dan kebebasan begitu cepat menjadi pilihan ditengah tumpang tindih isu politik dan konflik keagaaman di sana, mayoritas yahudi ultra-ortodoks yang nilai-nilainya berbeda kutub dengan para pelaku punk yang ternyata banyak lahir sebagai seorang yahudi, menambah keruh list arus perlawanan, mereka bukan hanya memerangi politik tetapi sampai nilai-nilai keyakinan yang diwariskan oleh keluarganya sekalipun.
Perspektif tentang kekejaman Israel kepada Palestina seketika mulai menyurut bagi saya, kedua negara yang bersitegang selalu memiliki dampak pisikologis yang sama terhadap masyarakatnya yang tidak seharusnya ikut campur terhadap kepentingan negara, jika memang iya seluruh orang di israel sama, untuk apa mereka menyuarakan nilai-nilai kemanusian didalam musik yang mereka bawakan?.