Jean-Franois Lyotard, filsuf Perancis yang memperkenalkan konsep postmodernisme dalam bukunya The Postmodern Condition: A Report on Knowledge, menawarkan wawasan penting tentang bagaimana kita memahami pengetahuan dan kebenaran di era informasi yang terus berkembang.
Pemikiran Lyotard tentang peralihan dari pandangan modern tentang kebenaran ke variasi yang lebih kecil atau "permainan bahasa"; memberikan dasar penting bagi kehidupan saat ini. Di zaman dimana pengetahuan terdesentralisasi dan beragam, pendapatnya bahwa kebenaran bukanlah sesuatu yang tetap dan mutlak, melainkan keragaman perspektif, menjadi semakin penting.
Konsepnya tentang "kisah besar"; atau narasi besar yang dulunya mengontrol pandangan tentang kebenaran kini semakin mendapat tantangan. Di tengah banyaknya informasi yang datang dari berbagai sumber, pendapat Lyotard tentang keberagaman informasi dan perspektif membantu memahami bahwa kebenaran tidak lagi bisa dibundel menjadi satu cerita besar. Namun, kritik terhadap pemikiran Lyotard seringkali menyoroti kurangnya penyediaan alternatif atau solusi spesifik untuk menghadapi dinamika pengetahuan modern yang kompleks. Analisisnya yang tepat mengenai perubahan pemikiran sering kali dianggap tidak cukup dalam kaitannya dengan tantangan informasi saat ini.
Warisan Lyotard yang mempertanyakan narasi-narasi besar dan gagasan bahwa kebenaran tidak tetap namun dipengaruhi oleh keragaman pengetahuan dan perspektif terus menjadi dasar refleksi kritis dalam masyarakat kontemporer. Pemikirannya mendorong kita untuk lebih memahami keragaman perspektif dan kompleksitas informasi di sekitar kita, serta menghadapi permasalahan informasi dengan perspektif postmodern yang dikemukakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H