Mohon tunggu...
Satrio pratama putra
Satrio pratama putra Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswa (S1)

Hobi saya menjadi orang baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dekonstruksi Bahasa, Makna, dan Interpretasi oleh Derrida

9 Januari 2024   16:55 Diperbarui: 9 Januari 2024   17:15 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jacques Derrida, filsuf Perancis yang terkenal karena kontribusinya terhadap dekonstruksi, menyajikan pandangan revolusioner tentang bahasa, makna dan interpretasi. Pendekatannya menekankan kompleksitas bahasa, yang menciptakan makna yang ambigu dan terus berkembang.
Pendekatan dekonstruksi Derrida, yang menekankan ambiguitas bahasa, relevan dalam kehidupan informasi dan media saat ini. Di zaman ketika pengetahuan diinterpretasikan dan dipahami dengan sangat berbeda, pemikiran Derrida mengingatkan kita akan subjektivitas dan ketidakkekalan makna bahasa. Hal ini penting karena kita terus-menerus berhadapan dengan berbagai kemungkinan penafsiran terhadap satu teks atau pesan.
Pemikiran Derrida juga menekankan bahwa bahasa dan konteks sosial membentuk interpretasi dan pengetahuan. Di tengah arus informasi yang tidak terbatas, penting untuk dipahami bahwa konteks sosial dan budaya berperan penting dalam memahami informasi yang kita terima. Mengenali keragaman perspektif membuka jalan untuk memahami kompleksitas pesan yang ingin disampaikan.
Namun yang menjadi kritik terhadap pendekatan Derrida adalah kompleksitas analisisnya yang seringkali sulit dipahami atau diterapkan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah informasi yang serba cepat dan kompleks, penerapan konsep dapat menjadi tantangan bagi banyak orang.
Namun, warisan Derrida yang mempertanyakan kepastian bahasa dan menekankan keragaman makna dan perspektif
masih memberikan wawasan yang diperlukan dalam kaitannya dengan dinamika pengetahuan dan bahasa dalam kehidupan kontemporer. Pendekatannya mengingatkan kita betapa pentingnya mempertimbangkan berbagai penafsiran dan konteks dalam memahami dunia yang terus berubah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun