Pada tanggal 8 hingga 11 November 2016 yang lalu aku mengikuti acara Konferensi Anak 2016. Pesertanya adalah 33 anak yang berasal dari seluruh Indonesia. Peserta yang ikut adalah anak-anak yang karya tulisnya tentang “Aku dan Jendela Dunia” terpilih dari 1800 karya tulis yang dikirim ke majalah Bobo. Sebenarnya ada 36 anak yang terpilih, namun ada 3 anak tidak bisa mengikuti acara konferensi ini karena ada acara lainnya yang juga diadakan dalam waktu bersamaan.
Aku masih tak menyangka aku termasuk ke dalam 36 peserta terpilih tesebut. Aku sangat senang sekali, tak sabar ingin mengikuti segala kegiatan yang ada, berkenalan dan bermain dengan teman-teman baru.
Akhirnya hari-hari yang kutunggu tiba juga. Tanggal 8 November 2016, pagi itu jam alarm membangunkanku. Aku segera bersiap untuk berangkat ke Griya Patria di daerah Pejaten Jakarta Selatan. Adikku, si anak tengah juga bersiap untuk berangkat ke sekolah. Ibu dan adik bungsuku sudah siap akanmengantar kami.
Kami berangkat ke sekolah dahulu,sekalian mengantar adikku, aku juga akan berpamitan dengan Kepala Sekolah, Pak guru wali kelasku, teman-teman sekelasku dan juga guru-guru lainnya.
Aku senang Kepala Sekolahku, Ms. Renita Yulianti mendukungku, beliau memberi izin aku ikut acara Konferensi Anak 2016 yang berlangsung selama 4 hari ini, jadi aku tidak masuk sekolah 4 hari. Guru wali kelasku, Mr. Oscar Hadisandjaja juga baik, beliau memberiku semangat. Teman-temanku juga senang mengetahui aku ikut Konferensi Anak. Teman-temanku sudah membaca tulisanku di Kompasiana tentang bagaimana aku bisa terpilih menjadi delegasi konferensi anak. Beberapa temanku ada yang bilang padaku bahwa tahun depan ia akan mencoba membuat karya tulis agar bisa terpilih jadi delegasi konferensi.
Di hari pertama ini, kak Najwa Shihab menjadi pembicara. Beliau adalah Duta Baca Indonesia yang bertugas keliling Indonesia untuk menularkan virus membaca kepada anak-anak di Seluruh Indonesia.
“Buku adalah teman terbaik, tidak ada teman yang lebih setia dari buku. Mereka memberi kita ilmu, tapi kita tidak memberi buku apa-apa. Jika kita menyakiti buku, buku itu tidak mungkin bergerak dan membalas kita kembali. Karena itu buku disebut teman yang paling setia.” Itu kata-kata kak Najwa yang paling kuingat.
Hari itu kami juga mendapat ilmu dari kak Imelda Naomi tentang berbagai macam buku bacaan, misalnya tentang buku encyclopedia, buku pelajaran, novel, dan lain-lain.
Oh ya para peserta di hari pertama ini juga dibagi beberapa grup lho, dan tiap grup punya kakak pendamping. Aku ada di grup yang didampingi oleh kak Allan.