Semarang (10/02/2022) --Â Pendidikan mengenai lingkungan sangat penting untuk dipahami mulai sedini mungkin. Keberlanjutan lingkungan dapat mendukung masyarakat untuk dapat bertahan hidup. Salah satu upaya dalam menjaga lingkungan adalah dengan mengelola sampah. Riset dari Sustainable Waste Indonesia (SWI) mengungkapkan bahwa 24 persen sampah Indonesia masih belum terkelola.
Dari riset itu diketahui jenis sampah yang paling banyak dihasilkan adalah sampah organik sebesar 60 persen, sampah plastik 14 persen, diikuti sampah kertas 9 persen, metal 4,3 persen, kaca, kayu dan bahan lainnya 12,7 persen.Â
Direktur SWI Dini Trisyanti dalam presentasi "Analisis Arus Limbah Indonesia" pada tahun 2017 menyampaikan bahwa terdapat 1,3 juta sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik.
Untuk itu, mahasiswa KKN UNDIP berinisiasi untuk mengedukasi Anak SD untuk membuang sampah yang sesuai dengan jenis sampah. Adapun jenis sampah yang hendak dibina adalah sampah organik dan non organik.Â
Untuk menarik anak-anak agar membuang sampah dipasangkan sensor dan penghasil bunyi yang unik. Suara yang dihasilkan dapat menghibur anak-anak sehingga tertarik untuk membuang sampah kembali.
Tempat sampah unik tersebut ditempatkan di SDN Bendan Ngisor, Jalan Lamongan Raya N0 60, Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.Â
Ketika tempat sampah sudah tiba di lokasi, anak-anak antusias melihat dan mencoba untuk membuang sampah. Mahasiswa disambut baik oleh Kepala Sekolah, Kapuranti beserta beberapa guru pengajar di SD tersebut. Kepala sekolah berharap agar anak-anak dapat teredukasi dalam menjaga kebersihan lingkungan serta pengelolaan sampah dengan baik.
Sumber : Penulis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H