Mohon tunggu...
Satrio Alan
Satrio Alan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Bisnis adalah Ibadah Atau Ibadah adalah Bisnis?

14 Juni 2016   13:54 Diperbarui: 14 Juni 2016   14:03 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara mengenai perkembangan bisnis sekarang ini grafiknya sangat drastis sekali, mengalir bagai air yang tiada henti dan melesat bagai kecepatan cahaya. Pelaku bisnisnya pun beragam, muali dari dewasa, anak-anak, bapak-bapak, ibu-ibu, laki maupun perempuan. Kemudian dari segi produk dan marketingnya pun beragam dan inovatif.

Ada hal menarik yang akan dibahas kali ini, salah satu yang mengalami perkembangan pesat terutama sejak penghujung tahun 90’an adalah bisnis yang menggunakan tagline "ibadah" atau lebih dikenal dengan "bisnis syariah". Dengan menyuarakan "berbisnis sambil beribadah" atau "berbisnis untuk beribadah",  bisnis ini telah menjadi primadona di kalangan masyarakat dan juga mampu menyedot perhatian pemerintah sebagai pembuat regulasi.

Setidaknya sampai saat ini, hampir seluruh jenis usaha (jasa, dagang, industri) telah menggunakan tagline "ibadah" ini sebagai strategi marketing dalam merebut pangsa pasar yang memang harus diakui memiliki pangsa pasar yang menggiurkan di Indonesia, mengingat mayoritas masyarakat Indonesia yang beragama muslim. Mulai dari Bank Syariah, Asuransi Syariah, BPR Syariah, Koperasi Syariah, Pasar Modal & Pasar Uang Syariah, dan masih banyak lagi.

Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam sistem bisnis syariah yang berlaku saat ini, tapi di satu sisi tentunya perkembangan bisnis syariah yang nampak sekarang dapat dikatakan sangat menguntungkan bagi umat muslim, karena dengan semakin berkembangnya bisnis syariah ini maka semakin besar pula peluang bagi umat muslim untuk dapat menjalankan perintah agama secara kaffah.

Namun sayangnya, perkembangan bisnis syariah ini juga dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan menggunakan tagline “syariah” untuk mendapatkan keuntungan semata, padahal belum tentu bisnis yang dijalankannya itu sudah sesuai syariat atau belum. Apalagi pada moment-moment seperti bulan Ramadhan ini, banyak sekali bisnis-bisnis yang mendadak syariah.

Memang perlu dipertanyakan, apakah ini bentuk inovasi atau karena kita sudah kebablasan dalam memaknai ibadah dan bisnis? 

Sebagai pelaku usaha kita harus paham betul dalam memaknai bisnis dengan ibadah. Apakah bisnis untuk ibadah atau ibadah untuk bisnis? Jika memang betul bahwa kita melakukan kegiatan bisnis untuk beribadah, haruslah bisnis itu sesuai dengan syariah Islam, karena Islam mewajibkan dalam urusan perniagaan harus sesuai dengan syariat / aturan mulai dari hulu sampai hilir, supaya semua kegiatan bisnis menjadi berkah. Karena antara bisnis dengan ibadah memang satu kesatuan yang tidak dapat dipisah.

Janganlah berbisnis kebohongan dengan menggunakan tagline “syariah” hanya untuk mendapat keuntungan materi semata tanpa memahami betul bisnis syariah secara mutlak, apalagi mengandung unsur riba. 

Untuk memperdalam bisnis sesuai syariah, kita bisa belajar bisnis syariah bisa belajar dengan ahli fiqih muamalah, coaching, seminar, buku maupun dari media lainnya. Seperti ada contoh buku Jurus Jitu Membangun Bisnis Berkah Omset Milyaran dimana isinya yang membahas tidak hanya membahas sisi strategis bisnis konvesionalnya saja, tapi juga menekankan bisnis yang sesuai syariah Islam dengan benar.

Sekali lagi perlu kita ingat bahwa antara bisnis dengan ibadah adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisah. Jangan mengobral janji hanya karena untuk mendapatkan keuntungan materi semata, karena hal tersebut tidak diridhoi.

Bisnis bukan hanya untung rugi tetapi juga surga neraka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun