Kekuatan militer yang dimiliki oleh suatu negara akan menjadi cermin seberapa siap negara tersebut menghadapi kemungkinan ancaman perang yang ditimbulkan akibat perselisihan dengan negara lain yang tidak dapat diselesaikan dengan jalan damai/diplomasi (Soft Power).Meskipun saat ini kondisi di dunia, dan wilayah Asia umumnya dalam kondisi damai dan tidak adanya konflik yang terlalu signifikan, terutama di Asia Tenggara.
Namun tidak dapat dipungkiri, kemungkinan adanya ancaman perang mungkin saja terjadi di masa-masa yang akan datang. Solusinya adalah pentingnya melakukan peningkatan kinerja dan kekuatan alutsista di dalam negeri. Ini tidak bisa dihindari lagi. Mengapa?
Kebutuhan atas penguatan alutsista itu merupakan suatu keniscayaan. Setiap negara di dunia ini, baik Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Iran, Cina, Rusia, Singapura, Malaysia dan negara lainnya saat ini terus meningkatkan kinerja dan kekuatan alutsistanya. Tengoklah Cina, sebagai negara yang saat ini merupakan negara besar, dengan kekuatan ekonomi dan juga kekuatan alutsistanya tak dapat di sanksikan lagi. Cina saat ini telah memiliki 30 kapal selam sebagai kekuatan armada lautnya. Lalu Malaysia, saat ini juga memiliki beberapa pesawat intai tanpa awak, begitu juga Singapura yang memiliki puluhan MBT Leopard dan juga pesawat intai tanpa awak.
Kalau kekuatan militer dari Amerika Serikat, Inggris, Rusia dan Jerman kita tidak dapat pungkiri, negara-negara tersebut telah berpengalaman dalam perang diberbagai belahan dunia, baik perang dunia ke I dan perang dunia ke II dan perang lainnya. Negara-negara maju tersebut diatas memiliki kekuatan tempur yang kuat baik dari sisi armada laut, armada darat dan armada udara.
Lalu bagaimana dengan Indonesia. Saat ini Indonesia terus meningkatkan standar pokok kekuatan alutsistanya. Melalui Kementerian Pertahanan, sejumlah alutsista modern yang memiliki spesifikasi modern sedang dikaji dan diincar TNI. Seperti misalnya Tank Leopard 2 dan juga pesawat intai tanpa awak.
Kekuatan militer yang dimaksud paling tidak dapat dilihat dari faktor alutsistanya, SDMnya dan anggarannya, walaupun ada pendapat lain tentang indikator dari kekuatan militer suatu negara. Barangkali di era globalisasi ini dipandang kekuatan militer modern mengacu kepada kekuatan dan kualitas peralatan tempur, perlengkapan dan personil militer yang dimiliki oleh suatu negara.
Lalu ada pertanyaan alutsista itu untuk perang atau unjuk kekuatan? Menurut saya, alutsista besar kemungkinan bisa digunakan untuk perang. Hal itu mungkin saja terjadi, sebab kita tidak mengetahui ancaman-ancaman terhadap negara Indonesia di masa yang akan datang. Ancaman dari negara tetangga maupun ancaman perang dari kondisi global dunia yang berubah di masa yang akan datang. Penggunaan dan kepemilikan alutsista berat dan modern itu merupakan sesuatu yang penting. Salah satunya adalah untuk mempersiapkan apabila dimasa datang ada ancaman perang.
Selain itu, alutsista yang modern juga bisa digunakan untuk unjuk kekuatan. Ini yang mungkin tidak terlalu diperhatikan secara jeli oleh kita sesungguhnya penggunaan alutsista untuk bisa untuk unjuk kekuatan ke negara-negara tetangga dan juga negara lain. Mengapa? Karena dengan adanya unjuk kekuatan militer itu, tentunya negara yang memiliki alutsista yang modern dan canggih tidak akan diremehkan kekuatan militernya oleh negara lain. Ini juga yang harus diperhatikan.
Bagaimana dengan kekuatan militer Indonesia jika dilihat dari faktor alutsista?Barangkali dipikiran kita akan muncul perasaan was-was akan kekuatan militer ini jika dilihat dari jumlah dan kualitas alutsista yang dimiliki oleh TNI saat ini. Timbul pertanyaan apakah alutsista TNI sudah memadai untuk menghadapi kemungkinan perang yang ditimbulkan adanya agresi/invasi oleh negara lain atau terpaksa harus perang karena ada bagian wilayah kita yang diobok-obok atau diserobot oleh negara lain? Ini juga yang harus dipikirkan.
Perlu diingat bahwa kawan tidak selamanya menjadi kawan, bisa saja akan menjadi lawan bila sudah terjadi konflik diantara mereka. Nah, begitu juga hubungan Indonesia dengan negara lain bisa saja menjadi retak akibat suatu konflik yang tidak dapat diselesaikan melalui jalur diplomasi yang pada akhirnya dibawa di medan peperangan.
Jadi sebenarnya hidup bernegara dengan negara tetangga yang rentan permasalahan ataupun negara lain yang punya kepentingan dengan kita merupakan ancaman potensial yang perlu disikapi dengan mempersiapkan lebih baik kekuatan militer dari segi alutsista yang lebih modern dan canggih, sehingga bila terpaksa ancaman potensial bergeser menjadi ancaman nyata, kekuatan militer kita paling tidak sudah siap untuk menghadapi kekuatan militer negara tetangga/negara lain yang punya alutsista lebih baik dan canggih secara teknologi….