Mohon tunggu...
Satrio Adjie Wibowo
Satrio Adjie Wibowo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Politik FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menulis itu menenangkan pikiran dan nurani yang nyeri

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Goresan Akhir Tahun Seorang Mahasiswa Ilmu Politik

27 Desember 2022   19:48 Diperbarui: 27 Desember 2022   20:15 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar bagi seorang Mahasiswa Ilmu Politik adalah kata kerja yang memiliki sifat berkelanjutan. Kata tersebut adalah objek sekaligus nomina dimana kombinasi kedua hal tersebut membuatnya sebagai entitas unik lagi menarik untuk terus diukir. Mempelajari ilmu politik bukan melulu soal absensi kehadiran di kelas untuk mendengar ceramah dosen yang seringkali membuat mahasiswa ngantuk, bukan juga dari buku teori dan jurnal penelitian terverifikasi, melainkan jauh lebih dalam dari itu semua adalah "belajar dengan menggunakan seluruh indra yang kita miliki" untuk kemudian dipadupadankan dengan pengetahuan perihal politik beserta turunan konsepnya. Melalui langkah tersebut, belajar soal politik menemukan titik relevansinya dan penulis jamin akan membuat orang tersebut ketagihan untuk terus belajar seputar politik.

Penulis telah melewati sebanyak lima semester perkuliahan di Prodi Ilmu Politik FISIP UIN Jakarta. Ada banyak kebanggaan sekaligus kepedihan yang terkandung sejauh tapak perjalanan intelektual pribadi. Beragam momen yang membentuk kepribadian sekaligus keterampilan berkesan telah banyak menghampiri kehidupan pribadi penulis yang kian meneguhkan konsistensi pribadi dalam berproses. Wajar bila ada tangis dan tawa dalam lakon kehidupan dalam sebuah miniatur realitas yang dinamakan "kampus". Sepanjang tetap memegang prinsip yang benar lagi tepat, ditambah doa orang tua dan keluarga yang tulis mengawali. Rasanya berkat itulah penulis bisa eksis sampai di titik sekarang ini.

Aku tak tau persis apa sebenarnya motif dan maksud tujuan tulisan ini dibuat. Hanya satu hal yang membuatku sadar, bahwa bagi lulusan ilmu politik dimanapun kalian berada, ingatlah bahwa kehidupan terus bertransformasi sedemikian cepat dan canggih. Kini sudah tidak ada bedanya antara kecerdasan manusia otentik hasil universitas dengan kecerdasan buatan atau artificial intelegence. Potret ini tengah berlangsung dan akan terus kita saksikan seiring perjalanan waktu. Pertanyaannya adalah, sudahkah kita siap dengan kondisi tersebut wahai teman-teman ilmu politik? Apa yang akan kita perbuat berkaitan dengan disrupsi tersebut? Apa kita yakin dengan peluang karir kita kedepan? Apa yang akan kita perbuat untuk setidaknya bisa berkontribusi bagi negara dan bangsa kedepan? Dan sederet pertanyaan di imaji yang tak terbatas yang sulit penulis tuangkan dalam tekstur kalimat langsung.

Inti dari tulisan ini adalah, apa yang kalian bisa tawarkan dari gelar ilmu politik? Sebatas lembar ijazah itu bukan patokan bahwa kalian benar-benar kompeten di bidang ilmu politik. Berapa banyak politisi top yang menghiasi lini masa media justru berangkat dari background yang bukan ilmu politik. Ini adalah tamparan bagi kalian wahai temanku, apa yang bisa membuatmu berbeda dengan orang tersebut? Sebatas kekuatan jaringan personal yang bisa membuat cita-cita politikmu terwujud juga bukan jawaban, buat apa susah-susah kuliah jika itu bisa kalian pelajari dan peroleh dari luar bangunan kampus, toh di kampus juga kalian merasa lebih banyak belajar porsi teori dibanding praktik kan?

Jujur dari lubuk hati terdalam, penulis juga masih belum puas untuk menyelami samudra terdalam hakikat seorang Mahasiswa Ilmu Politik. Soal dan jawaban yang dicari bukan muncul secara spontan, tetapi dari naluri dan nurani yang bersemai dalam sanubari individu merdeka. Masih banyak hal yang tidak kita pahami perihal menjadi seorang Mahasiswa Ilmu Politik dan akuilah secara rendah hati tentang itu. Tak perlu terlampau bangga diri dan juga tak perlu terlalu pesimis. Bila masih ada pijar semangat untuk belajar tentu itu adalah modal sekaligus berkah yang patut kita syukuri selama menyandang status sebagai seorang Mahasiswa khususnya Ilmu Politik. Semoga Tuhan terus membimbing kita menuju jalan yang lurus dan terus berada dalam ridha-Nya agar perjalanan proses kita selama belajar senantiasa mendapat limpahan kekuatan dari sang Maha-Segala. Aamiin Yaa Rabbal 'Alamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun