Mohon tunggu...
Grim Putra
Grim Putra Mohon Tunggu... -

kehidupan berputar searah dengan gerak matahari dan tempiasnya pada bulan. melangitkan doa-doa bagi istri terkasih,sampai bulan menjadi mati..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Pendek

30 Mei 2012   15:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:35 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

pernah sesekali wujudku samudera memeluk dukamu,menenggelamkan setiap luka pada jiwamu yang dulu tak bertanda,
tengadah menampung segala cinta hingga dasar hatiku membara,
gelombangpun berlarian kecil menyisir rambutmu hingga rapi tergerai mewangi.
ini seperti mimpi

-------------------

lalu
rindu ia seperti pena membuat banyak titik sbelum disatukan menjadi bayang wajahmu,
;yang masih saja kupeluki saat malam tersangkut di pintu kamar...
lalu katamu rindu adalah pelukan yang sering dinamai dengan jarak.
memanjang bahkan sering melantunkan tembang,
tapi rindu adalah kamu begitu kata kancing bajuku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun