Batang - Karya terbaik hasil daur ulang limbah oleh sejumlah pelajar di SMA N 1 Subah dipamerkan dalam kegiatan fashion show yang bertema Bhineka Tunggal Ika diselenggarakan di GOR olahraga SMA N 1 Subah, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Kamis (23/02/2023).
Kegiatan tersebut diiikuti oleh seluruh murid kelas X yang dikemas didalam rangkaian kegiatan gelar karya projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) di SMA N 1 Subah.
Bila lazimnya fashion show digelar dengan baju-baju mewah, kali ini justru menampilkan busana hasil daur ulang limbah tak terpakai. Limbah tersebut disulap menjadi menarik di tangan pelajar kreatif.
"Nyatanya ketika peserta didik diberi wadah untuk dapat mengembangkan potensi diri sesuai bakat dan minatnya, maka akan terbentuk suatu inovasi baru. Sehingga nantinya dapat melahirkan generasi muda yang hebat dan berguna untuk masa depan," jelasnya.
Disamping itu ia menambahkan bahwa, kegiatan ini juga bertujuan sebagai upaya pencapaian kompetensi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang diikuti oleh seluruh pelajar kelas X di sekolah ini.
"Bukan hanya sebagai wadah untuk mengembangkan potensi diri, akan tetapi sebagai upaya pencapaian kompetensi peserta didik dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang di lakukan oleh kelas X," tambahnya.
Koordinator kegiatan P5, sekaligus guru SMA N 1 Subah Puji Hastuti menerangkan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan dan cinta dengan budaya lokal yang dikemas dalam Gelar Karya P5 tersebut.
"Dengan memanfaatkan barang limbah didaur ulang menjadi pakaian adat ini tentunya agar peserta didik dapat menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan dan melestarikan budaya yang ada di Indonesia melalui pakaian adat yang mereka kenakan," tuturnya.
Salah satu peserta fashion show busana daur ulang Angga Eka, siswa SMA N 1 Subah tersebut mengenakan busana daur ulang bertema cinta budaya Indonesia. Busana tersebut dia buat dari berbahan dasar limbah plastik dan kertas karton.
"Ide awal hanya terpikir pakaian adat di Indonesia, Kenapa saya pilih bahan plastik, karena bahan dasar plastik ini merupakan limbah yang sulit terurai. Maka, sebisa mungkin kita harus mengurangi penggunaanya dengan cara menjadikan sebagai busana," ujarnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI