Balada Orang Bantul di UGM, Cerita Perjalanan
Cuaca panas dan teriknya matahari tak pernah menyurutkan semangatnya. Hari demi hari dilalui tanpa terdengar suara keluh kesah darinya. Bahkan senyum dan tawa diwajahnya selalu menyelimuti sepanjang hari.
Hari ini sepulang dari kelas di kampus, saya sempat berbincang sejenak dengan seorang kawan baikku. Ya, dia berasal dari Bantul, Yogyakarta. Kawanku ini adalah seorang mahasiswa pas-pasan (ya mirip sayalah) yang setiap harinya ngelaju dari Bantul ke UGM menggunakan sepeda motor bututnya. Rumahnya di daerah Bantul dekat pantai parangtritis yang jaraknya ke kampus sekitar hampir 40km.
Kala itu, aku bertanya "mengapa kok kamu rela ngelaju setiap hari ? kok nggak kost aja ?" dan kawanku ini menjawab "halah, udah biasa bro, eman-eman duite". Padahal jika dihitung-hitung tenaga dan ongkos untuk berangkat pp begitu menyedihkan. Pasalnya, tenaga untuk perjalanan cukup melelahkan dan menguras energi.
Hal serupa juga dijalani oleh kawanku lainnya yang berasal dari Bantul. Dia juga memiliki cerita perjalanan ke kampus yang sama, dimana setiap harinya harus ngelaju setiap hari untuk berangkat ke kampus. Bahkan aku sempat bertanya bila uang sakunya Cuma 10rb perhari, itu sudah termasuk ongkos perjalanan. Mengagetkan memang bagiku yang tak pernah membayangkan kehidupan seperti itu didunia kampus.
Sempat terpikir olehku, bagaimana jika mereka terlambat bangun tidur, pasti di kampus akan terlambat sejadi-jadinya, belum lagi ditambah macetnya jogja dikala jam kerja. Ditambah dengan keadaan mereka yang harus mengerjakan tugas-tugas dari kampus hingga larut malam. kalau saya mungkin udah capek minta ampun.
Dibalik cerita itu semua, saya melihat ada semangat yang besar dari kawan-kawan saya ini dan ada sebuah kebajikan yang membuka mata saya mengapa mereka rela menjalani itu semua. Seperti orang jawa pada umumnya, ungkapan untuk hidup "priatin". Priatin disini diartikan untuk hidup sederhana, nerima apa adanya keadaan orang tua, dan tetap semangat untuk belajar ke sekolah.
Sebuah pelajaran luhur yang langka untuk ditemukan pada zaman sekarang. Media social membuat standar hidup orang berubah khususnya anak muda....
Lanjut part 2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H