Di tengah hiruk pikuk kota beton, di mana gedung-gedung pencakar langit menjulang tinggi dan suara bising kendaraan tak henti-hentinya bergema, hiduplah seorang perempuan bernama Maya. Maya adalah seorang seniman, seorang pelukis yang memiliki jiwa bebas dan penuh semangat. Karyanya selalu sarat dengan makna, penuh dengan warna-warna yang berani dan bentuk-bentuk yang abstrak, merefleksikan kegelisahan dan keindahan yang ia rasakan dalam hidup.
Â
Karya Maya selalu menjadi bahan perbincangan di dunia seni. Ada yang memujinya sebagai seniman visioner, tetapi tak sedikit yang mencibirnya, menilai karyanya sebagai kekacauan dan ketidakjelasan. "Lukisanmu terlalu abstrak, Maya," kata seorang kritikus seni pernah, "Aku tak mengerti maknanya."
Â
"Apakah semua harus terlalu jelas?" jawab Maya dengan senyum yang penuh misteri, "Seni bukan tentang menjelaskan, tapi tentang merasa."
Â
Maya menolak untuk mendefinisikan seninya dengan kata-kata. Baginya, seni adalah bahasa yang universal, bahasa yang bisa dirasakan oleh setiap jiwa. Melalui lukisannya, Maya ingin mengungkap keindahan dan kegelisahan yang tersembunyi di balik kesibukan kota beton.
Â
Dalam lukisannya, Maya sering menggambarkan perempuan dengan bentuk yang abstrak, tanpa mendefinisikan wajah, badan, atau pakaian. Lukisannya menampilkan bentuk-bentuk yang bergerak dan menari, melambangkan kebebasan dan kekuatan yang dimiliki perempuan.
Â
"Perempuan bukan hanya objek yang harus dipandang," ujar Maya pada sebuah wawancara dengan media, "Perempuan adalah subjek yang memiliki kekuatan dan daya cipta yang tak terbatas."