Mohon tunggu...
Satria Sukmanegara
Satria Sukmanegara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bohongan

Larangan adalah perintah, bercerita tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen "Kuliah: Investasi Masa Depan, Atau Perjudian yang Mematikan?" Karya Satria Sukmanegara

2 Oktober 2024   12:30 Diperbarui: 2 Oktober 2024   12:34 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ditengah hiruk pikuk kota, berdiri megah kampus ternama, menjulang tinggi bak menara gading yang menjanjikan masa depan cerah. Di balik gerbangnya, terhampar lapangan hijau yang dipenuhi mahasiswa berwajah cerah, bersemangat menapaki tangga menuju puncak kesuksesan. Namun di balik itu semua, tersembunyi sekelumit pertanyaan yang menggerogoti jiwa para mahasiswa: Kuliah, investasi masa depan, atau perjudian yang mematikan?

Aris, mahasiswa semester akhir jurusan ekonomi, menatap layar laptopnya dengan lesu. Matanya lelah, hatinya kosong. Menjelang kelulusan, ia merasa terjebak dalam lingkaran setan. Kuliah, yang dulu dianggap investasi, kini terasa seperti perjudian. Aris teringat janji manis dosennya saat orientasi: "Kuliah adalah investasi masa depan! Kalian akan mendapatkan ilmu dan koneksi yang akan mengantarkanmu menuju kesuksesan." Namun kenyataannya, dunia kerja terasa begitu keras. Ribuan lulusan bersaing memperebutkan sedikit lowongan pekerjaan, dan gaji yang ditawarkan tak sebanding dengan beban biaya kuliah yang menumpuk.

Aris teringat betapa beratnya beban orangtuanya yang bekerja keras untuk membiayai kuliahnya. Mereka menjual tanah warisan demi menyekolahkan Aris, berharap anaknya kelak bisa membanggakan keluarga. Tapi apakah semua pengorbanan itu sebanding dengan kenyataan pahit yang Aris hadapi sekarang?

Di lain sisi, Sarah, mahasiswa jurusan sastra, bersemangat mengikuti seminar tentang literasi digital. Ia bermimpi menjadi penulis dan menerbitkan buku. Namun, di tengah semangatnya, Sarah juga tak bisa menutup mata terhadap kenyataan pahit. Dunia literasi saat ini terasa begitu kompetitif. Ribuan penulis bermunculan, dan persaingan memperebutkan perhatian pembaca begitu ketat. Sarah bertanya-tanya, apakah impiannya untuk menjadi penulis hanyalah mimpi di siang bolong, atau sekadar perjudian yang mungkin akan merugikannya?

Di tengah gemerlapnya pesta kelulusan, Aris dan Sarah saling bertukar pandangan. Mereka merasakan kebimbangan yang sama. Apakah kuliah memang investasi masa depan, atau sekadar perjudian yang mungkin akan menghancurkan mimpi mereka?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun