Mohon tunggu...
satria raifan
satria raifan Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis

pecinta buku, dan game suka jalan jalan dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pilihan

3 Juni 2023   22:36 Diperbarui: 3 Juni 2023   22:39 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kita memang tak bisa memilih bagaimana, dimana, dan oleh siapa kita di dilahirkan. Ada yang dilahirkan sebagai orang kaya, ada yang dilahirkan pintar, tampan,. Dan ada juga yang dilahirkan sebagai orang miskin , jelek, bodoh, dan mungkin juga cacat. Semua itu hanya tuhan yang bisa menentukan, sedangkan kita hanya bisa menerima.hal itu menyebabkan banyak dari kita yang merasa bahwa tuhan tidak adil, hingga dengan seenaknya menyalahkan tuhan.

 "gue emang udah ditakdirkan kayak gini sama tuhan, jadi jangan salahin gue dong kalau gua anggap tuhan itu gak adil."mungkin dalam hati kita semua pernah muncul kayak gitu, tapi pertanyaanya bukan bagaimana kamu ditakdirkan tapi apa yang kamu lakukan dengan takdir tersebut. kita memang gak bisa memilih bagaimana kita dilahirkan tapi kita bisa memilih bagaimana setelahnya. seseorang yang telahir miskin bisa memilih ingin tetap miskin atau berhenti dan melepaskan kemiskinan itu atu mau bekerjakeras hingga menjadi orang kaya. Begitu juga dengan orang yang terlahir (mohon maaf) bodoh, ingin tetap menjadi orang bodoh atau mau belajar hingga menjadi pintar.

"Bagaimana dengan orang yang cacat? mereka kan gak bisa memilih untuk ngubah keaadan mereka?". mereka memang tidak bisa memilih hal yang seperti itu, namun mereka masih bisa memilih bagaimana setelah itu, mau memilih untuk bersyukur dan ikhlas dengan takdir tuhan hingga dan bahagia di surga kelak atau kufur dan menyalahkan tuhan hingga sengsara di neraka. 

hidup ini bukan hanya tentang bagaimana takdir kita saat dilahirkan, tapi juga bagaimana kita memilih setelahnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun