Mohon tunggu...
Wisnu Wicaksana
Wisnu Wicaksana Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Jurnalis Pilar ke 4 Demokrasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Nasib Rakyat, Apakah Politik Menjadi Tempat Uji Coba?

13 Oktober 2023   14:52 Diperbarui: 13 Oktober 2023   17:48 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Opini - Sudah yang kesekian kali saya menulis tentang tahun politik, mulai memasuki tahun 2023, tahun dimulainya suatu permainan peta politik di Indonesia, serta ajakan untuk Pemilu damai. Jum'at, 13 Oktober 2023.

Kali ini memasuki babak kampanye yang di nanti-nanti masyarakat Indonesia, terlihat sudah bertebaran baleho serta poster-poster Calon Legislatif (Caleg) dimana-mana dan para Tim Sukses (Timses) mulai mengajak masyarakat untuk memilih calon jagoannya yang akan mengisi kursi di DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, DPR RI pusat bahkan calon Presiden Indonesia.

Berbagai macam cara mulai dimainkan para  calon melalui Timses, dari bujuk rayu, janji manis, bahkan intervensi pun kadang dilakukan untuk memenangkan calon pilihannya.

Jika kita cermati lebih dalam tentang sejarah Indonesia dari jaman pendiri-pendiri Indonesia terdahulu, pejabat Indonesia kala itu diisi dengan orang-orang yang sudah mapan dalam berpolitik serta memiliki pengetahuan sesuai dengan jabatannya.

Sangat jauh berbeda dengan sekarang ini, jika kita lihat sekarang, banyak calon legislatif dari orang-orang yang belum pengalaman bahkan tidak mengerti politik sama sekali, dengan bermodalkan uang, kolega serta janji manis ke masyarakat, berani mencalonkan diri menjadi perwakilan rakyat serta ambisi bisa terpilih.

Sungguh miris, mau jadi apa Indonesia ini jika calon-calon seperti itu bisa sampai lolos menjadi wakil rakyat, bagaimana nasib rakyat? Apakah politik menjadi tempat uji coba?.

Untuk itu masyarakat Indonesia harus sudah bisa menilai dan memilih wakil rakyat yang layak untuk diperjuangkan, bisa dilihat dari pengalaman, rekam jejak, bibit, bebet, bobot, serta perjuangan yang sudah diberikan ke masyarakat. Jangan sampai salah memilih.

(**)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun