Mohon tunggu...
satria putra penarosa
satria putra penarosa Mohon Tunggu... -

sekedar ingin mengejar kesempurnaan dan kebesaran jiwa...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku selalu menghargai angin

7 April 2014   01:49 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:59 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

written by: Tulang dan Dosa

Aku selalu menghargai angin..
Tapi terkadang, kita dipaksa melukis wujudnya..
dituntut membaca auranya,,
dan menjadi keWajiban tuk membelai hembusannya..
"adakah itu kekal dalam hatimu..?"
"sesuatu yang ku tinggal tanpa pamit,,"
"yang pernah kau semayamkan dalam sanubari,,"
"hingga engkau tak sadar, engkau sudah ku bunuh sedari dulu.."

Maka,,
Apakah cinta benar jadi perisai penangkal benci..?
Bahkan ketika wajah dan hati tersayat tercabik,
Lantaran terlalu dalam belati itu menggores dan ditancapkan..

Kita adalah dongeng bagi penyimak..
Bahan pelajaran untuk sebagian awam,,
Yang selalu mencari kabar,
"apakah benar kesetiaan tak selalu jadi mahar penebus kebahagiaan..?"

Yang ku tahu,,
Kita tetap hidup dalam dunia kenangan..
Merapal doa lewat diam..
Biar hati yang memohon,,
Sekalipun tubuh tiada akan pernah lagi dipertemukan..!!

Pilihlah yang terbaik jika kamu harus memilih,,,
Atau,,,
Jadilah yang terbaik untuk dia yang memilihmu..!!
Biar doa kita saling bersahut,
Dengan taluan rindu di pelupuk kenangan..
Semoga kita bahagia..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun