Abu vulkanik Gunung Kelud Kediri Jawa Timur yang mengguyur wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur, membuat PT KAI Daop VI memberikan instruksi kepada masinis, untuk mengurangi kecepatan laju kereta baik lokal maupun jarak jauh. Hal itu dilakukan untuk kelancaran dan keselamatan penumpang.
Hal itu dikatakan Humas PT KAI Daop VI Yogyakarta Bambang S Prayitno, Jumat (14/2). Menurutnya, hal itu harus dilakukan, karena melihat tebalnya yang mengurangi jarak pandang masinis. "Menurut informasi yang diterima, saat ini jarak pandang masinis hanya 30 meter hingga 50 meter. Maka dari itu masinis harus menyesuaikan kecepatan kereta api. Padahal jarak pandang normal, yaitu 200 meter,"papar Bambang.
Dampak dari pengurangan laju kereta api, yaitu terjadinya keterlambatan pada kedatangan dan keberangkatan penumpang. Menurut kepala Stasiun Lempuyangan Yogyakarta Eko Tjahjono menyatakan aktivitas kereta api baik lokal maupun jarak jauh masih berjalan seperti biasa dan hanya terjadi keterlambatan selama 10 menit hingga 20 menit."Saat ini sudah ada kereta yang mengalami keterlambatan, yaitu KA Pasundan yang dari Surabaya menuju Bandung. Keterlambatan terjadi selama 18 menit.
Menurut saya keterlambatan tidak masalah dalam situasi ini, karena ini untuk keselamatan dan kenyamanan penumpang,"paparnya. Bambang menambahkan, sampai saat ini belum terjadi pembatalan perjalanan kereta api. Namun, jika abu vulkanik kedepannya lebih tebal, pihaknya akan memberhentikan sementara perjalanan sampai kondisi aman. " Kami juga menghimbau kepada pengguna jalan yang melintasi perlintasan sebidang dengan KA agar berhati-hati, karenakan jarak yang pandang terbatas. Kemudian, saya menghimbau kepada para petugas perlintasan untuk meningkatkan kewaspadaan dengan situasi ini. Kemudian, untuk meningkatkan pelayanan, kami juga memberikan masker gratis kepada penumpang KA,"pungkas Bambang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H