Tim Beregu Putra Indonesia harus puas hanya meraih medali perak di Asian Games 2018, semalam Indonesia takluk dari China 3-1. Hasil tersebut memperpanjang puasa gelar Indonesia di ajang beregu setelah terakhir kali meraih Piala Thomas tahun 2002 dan medali emas Asian Games di tahun 1998 bahkan jika mau di tarik ke sektor putri terakhir kali Piala Uber di bawa ke tanah air adalah tahun 1996.
Semalam sejatinya pertandingan berlangsung ketat di tunggal pertama Anthony Sinisuka Ginting sebetulnya mampu mengimbangi Shi Yuqi sayangnya cedera yang ia alami jelang berakhirnya set ke 3 membuat Ginting rubuh hingga tak bisa melanjutkan pertandingan dan takluk 3 game 14-21. 23-21 dan 21-20.
Di partai kedua ganda putra terbaik dunia Marcus Fernaldi Gideon atau Kevin Sanjaya Sukamuljo berhasil menyamakan kedudukan 1-1 setelah mengalahkan lawan klasiknya Li Junhui atau Liu Yuchen 2 game langsung 21-17. 21-18.
Di match ke 3 Jonathan Christie menanggung beban untuk membalikan skor sayangnya Chen Long berhasil mengalahkan Jojo secara sengit yang berakhir 3 game 19-21. 21-16. 21-18. Indoensia kembali tertinggal 2-1
Pada match ke 4 Fajar Alfian atau Muhammad Rian Ardianto memiliki tugas berat untuk menyamakan kedudukan sekaligus memperpanjang nafas agar memaksakan match ke 5 digelar. Sayang Fajar atau Rian harus tumbang dari Liu Chen/Zhang Nan juga dengan 3 game 21-18. 17-21. 21-18.
Skor 3-1 membuat China berhasil meraih medali emas Asian Games 2018 sekaligus memperpanjang rekor buruk Indonesia di ajang beregu. Namun jika mau di lihat ada masalah klasik yang sering di hadapi tim bulutangkis beregu putra. Sejak final Thomas Cup 2016. Semifinal Thomas Cup 2018 dan Final Asian Games 2018 sektor tunggal putra menjadi titik lemah yang sering membuat Indonesia pulang dengan dahaga gelar
Final Thomas 2016 merupakan titik dimana Indonesia bisa mengakhiri puasa gelar, menghadapi Denmark sejatinya Indonesia menghadapi lawan yang berimbang secara kelas sayangnya mereka kandas 3-2 yang dimana 3 angka yang didapat Denmark diperoleh saat menundukan 3 tunggal putra Indonesia yakni Tommy Sugiarto, Anthony Sinisuka Ginting dan Ihsan Maulana Mustopha walau Indonesia berhasil menyamakan skor 1-1 dan 2-2 melalui ganda  putra tapi hal tersebut menjadi sia sia karena tunggal putra Indonesia semuanya tumbang.
Maju ke semifinal Thomas Cup 2018. Indonesia kembali puasa gelar setelah tunduk 3-1 dari China dan lagi lagi 2 point yang di raih China berasal dari tunggal putra dimana saat itu Shi Yuqi dan Chen Long berhasil mengalahkan Jonathan Christie dan Anthony Ginting.
Teranyar final Asian Games menjadi bukti bahwa Indonesia masih memiliki kelemahan di sektor tunggal putra  pada turnamen beregu. Ini tentu menjadi PR besar bagi PBSI karena sudah 3 kali turnamen besar beregu sejak 2016 Indonesia tumbang karena tunggal putra nya tidak bisa menyumbang 1 point pun! Sekuat apapun ganda kita jika tunggalnya tidak mampu menyumbang point maka Indonesia akan selalu tumbang karena di turnamen beregu sektor ganda hanya di wakili oleh 2 pasangan sementara tunggal menempatkan 3 orang itu artinya secara matematis jika pun Indonesia berhasil menyapu bersih di nomor ganda, Indonesia akan tetap kalah 3-2 jika  sektor tunggal tidak dapat menyumbang 1 poin pun.
Memang selepas era trio tunggal putra Taufik Hidayat, Simon Santoso dan Soni Dwi Kuncoro praktis tidak ada tunggal yang benar benar kuat dan dominan.
Dionisius Hayom Rumbaka sempat menjadi asa sayangnya cedera dan faktor teknis lainnya membuat dia tersingkir kemudian ada pula Tommy Sugiarto namun kembali asa tersebut menguap karna Tommy tidak bisa mengikuti jejak para seniornya.