Mohon tunggu...
Warto Nur Alam
Warto Nur Alam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup Harus Bermerk, Unik dan Kharismatik

Trainer Hypno Motivation dan Parenting. Therapys Hypnotherapy, Tinggal di Brebes Jateng Tertarik bekerjasama WA 081911560440

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Bahasa Anak Susah Dipahami

17 Maret 2020   16:30 Diperbarui: 17 Maret 2020   16:31 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang tua terkadang dibingungkan dengan bahasa anak ketika berkomunikasi, entah dia meminta bantuan, cerita atsu sekedar bertanya. Berimbas anak marah dan menangis, orang tua dibuatnya bingung dahi mengkerut sambil berfikir apa yang diucapkan anak tersebut. 

Perkembangan anak jelas berbeda satu dengan yang lainnya, meski anak kembar sekalipun. Usia terkadang tidak jadi patokan anak fasih dalam kosakata. Tidak sedikit anak usia SD masih susah bicara,  misal huruf "R" jadi "Y" atau "L", contoh dalam kata Kursi jadi Kuysi. 

Ada cerita menarik, Anak saya perempuan berusia 3 tahun 11 bulan, ia anaknya aktif, cekatan dan rasa ingin tahunya tinggi. Suatu ketika tepatnya malam hari, maklum tinggal di perumahan masih sedikit penghuni, dalam proses pembangunan. Jadi waktu bermain lebih banyak dirumah bersama keluarga.

Anak perempuan saya berkata " Yah..yah kusi yah kesinikan," ucapnya beberapa kali, namun saya dan isteri dibuat bingung apa maksud anak tersebut. 

Sayapun balik tanya, "Maksudnya apa nak?", si anakpun nangis karena keinginannya tidak dituruti,  imbas dari miss komunikasi dan tidak paham bahasa anak. 

Setelah beberapa saat si anak menuntun saya, sembari menunjuk sebuah "Kursi",tepuk jidat lah saya sambil tersenyum, mengusap rambutnya yang berantakan karena menangis guling-guling. 

Pelajaran yang dapat dipetik dari cerita diatas, tentunya sebagai orang tua sudah sepatutnya menyadari dan memahami bahwa perkembangan kognitif, motorik dan emosional anak berbeda. Perbanyaklah komunikasi dan pahami bahasa anak agar tidak salah persepsi, agar tidak terjadi kecewa dan marah anak. 

Diusianya yang belia ajarkanlah tingkah laku, bahasa dan kebiasaan yang baik. Tentu anak kecil itu diibaratkan hard disk, ia masih masih tersimpan memory kosong yang siap diisi oleh data. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun