Mohon tunggu...
Satria Maulana
Satria Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aqidah dan filsafat islam UIN imam bonjol padang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengkaji Konsep Filsafat Ketuhanan dalam Pandangan Al Razi

7 Mei 2024   16:23 Diperbarui: 7 Mei 2024   18:59 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat ketuhanan merupakan subjek yang telah menarik minat para pemikir sepanjang sejarah. Dalam konteks Islam, salah satu tokoh yang memberikan kontribusi penting dalam pengembangan konsep ini adalah Al-Razi, seorang cendekiawan terkemuka dari abad ke-9 hingga ke-10 Masehi. Dalam pandangannya, Al-Razi menyajikan pemikiran yang mencerminkan kombinasi antara skeptisisme yang kuat dan pendekatan rasional terhadap konsep ketuhanan.

Al-Razi, atau dikenal juga sebagai Rhazes dalam literatur Barat, lahir di Rayy, sebuah kota di Iran pada tahun 865 Masehi. Meskipun terkenal sebagai seorang dokter, Al-Razi juga merupakan ahli kimia, matematikawan, dan filsuf yang berpengaruh. Karyanya menunjukkan kecenderungan untuk meninjau agama dan filsafat secara kritis, dengan mempertimbangkan akal dan rasionalitas sebagai pedoman utama.

Dalam pemikiran Al-Razi, konsep ketuhanan harus diselidiki dan dipahami melalui akal budi dan pengamatan alam. Salah satu karyanya yang paling terkenal, Kitab al-Mulakhkhas fi al-Hay'ah (Buku Tentang Filsafat Alam Semesta), menyoroti pandangannya yang skeptis terhadap keyakinan agama yang tidak didukung oleh bukti rasional. Al-Razi menyatakan bahwa iman harus didasarkan pada pemahaman yang mendalam dan bukan sekadar mengikuti tradisi atau otoritas agama.

Dalam upayanya untuk menjelaskan fenomena alam, Al-Razi menggunakan metode ilmiah dan rasionalitas. Dia menolak penjelasan yang bersifat supernatural dan lebih condong kepada interpretasi alami berdasarkan hukum-hukum alam yang dapat diamati. Pendekatannya mencerminkan upaya untuk memahami dunia secara objektif, tanpa harus mengandalkan campur tangan ilahi.

Salah satu aspek yang paling menonjol dalam pemikiran Al-Razi adalah skeptisisme yang kuat terhadap dogma agama. Dia menantang kebenaran mutlak keyakinan agama dengan menyatakan bahwa manusia harus menggunakan akal budi untuk memeriksa dan memahami kebenaran itu sendiri. Dalam Fi al-Ibda' wa al-Intiha' (Tentang Permulaan dan Akhir), Al-Razi membahas asal-usul alam semesta dengan mencoba memberikan penjelasan yang tidak bergantung pada kepercayaan agama yang dogmatis.

Pendekatan skeptis Al-Razi terhadap agama membuatnya mendapat kritik dari banyak kalangan. Namun, dia tetap teguh pada prinsipnya bahwa kebenaran harus dicari melalui penelitian yang objektif dan pemikiran kritis.

Meskipun skeptis terhadap dogma agama, Al-Razi tidak meniadakan keberadaan Tuhan. Sebaliknya, dia melihat alam semesta sebagai bukti keberadaan Tuhan, tetapi menolak untuk menggambarkan Tuhan secara anthropomorfik atau mengaitkan-Nya dengan fenomena supranatural yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah. Dalam Kitab al-Taqribat (Buku tentang Sains), Al-Razi membahas keteraturan alam semesta sebagai bukti adanya pencipta yang bijaksana.

Al-Razi merupakan salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam sejarah pemikiran Islam, terutama dalam pengembangan konsep filsafat ketuhanan. Pendekatannya yang skeptis dan rasional terhadap agama membuka jalan bagi diskusi yang mendalam tentang peran akal budi dalam mencari kebenaran. Meskipun pandangannya sering menimbulkan kontroversi, kontribusinya terhadap filsafat dan sains tidak dapat diragukan lagi. Karyanya tetap menjadi bahan kajian yang relevan dalam pemikiran Islam dan filsafat sampai saat ini.

Mengkaji filsafat ketuhanan Al-Razi penting karena ia menawarkan pandangan yang berbeda dalam pemikiran Islam pada masanya. Karya-karyanya menyoroti hubungan antara agama dan rasionalitas serta menantang pandangan ortodoks dalam teologi Islam. Melalui studi ini, kita dapat memperluas pemahaman tentang kompleksitas pemikiran Islam serta memperkaya wawasan kita tentang evolusi pemikiran teologis dan filosofis dalam sejarah Islam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun