Oleh karena itu, mengajak masyarakat untuk menjadi "mata dan telinga" pada Pilkada serentak kali ini menjadi solusi yang cukup efektif dan efisien. Masyarakat dapat memberikan informasi terkait dugaan pelanggaran yang mungkin sulit dijangkau oleh pengawas resmi. Dengan ini, pengawasan menjadi lebih inklusif dan memungkinkan Pilkada jadi lebih bersih dan transparan.
Namun, efektivitas strategi ini sangat bergantung pada tingginya tingkat partisipasi masyarakat. Tanpa keterlibatan aktif, strategi ini hanya akan menjadi wacana tanpa dampak signifikan. Masyarakat perlu didorong untuk memahami pentingnya peran mereka dan diberikan pelatihan serta akses mudah untuk melaporkan pelanggaran. Di sisi lain, Bawaslu juga harus memastikan bahwa setiap laporan yang masuk ditanggapi secara cepat, tepat, dan transparan. Respons yang lambat atau tidak memadai dapat menurunkan kepercayaan publik, sehingga mengurangi antusiasme masyarakat untuk terus berpartisipasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H