Bantul - Mewujudan kelembagaan desa wisata berbasis digital di salah satu mitra desa, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melalui program pengabdian masyarakat dengan skema kolaboratif dalam negeri (PKM) menjalin kerja sama dengan developer Porcalabs dalam pembentukan website lembaga kelompok sadar wisata atau pokdarwis di Kalurahan Sendangarum. Tujuan digitalisasi lembaga pokdarwis berbasis website adalah untuk mempermudah tugas pokok dan fungsi pokdarwis dalam mempromosikan potensi wisata yang dimiliki oleh Kalurahan Sendangarum. Sehingga masyarakat luar dapat mengakses informasi dengan mudah melalui website tersebut. Tidak hanya itu, website ini nantinya akan memuat seluruh aktivitas keseharian pokdarwis.Â
Ir. Aris Widyo Nugroho, S.T., M.T., Ph.D. selaku dosen pengabdian menjelaskan diadakan nya kerja sama ini adalah sebagai bentuk tindak lanjut dari program pelaksanaan pengabdian di Kalurahan Sendangarum dalam membentuk kelembagaan Pokdarwis di Kalurahan Sendangarum.Â
"Digitalisasi lembaga desa wisata merupakan bentuk rencana tindak lanjut kami dalam melaksanakan program pengabdian membentuk kelembagaan Pokdarwis di Kalurahan Sendangarum. Hal ini tidak lepas dari hasil identifikasi masalah kami terhadap pentingnya digitalisasi berupa pembuatan website dalam menunjang tugas, pokok dan fungsi lembaga pokdarwis sekaligus mempopulerkan potensi wisata yang dimiliki" Jelas Aris Widyo selaku dosen pengabdian sekaligus dekan Fakultas Teknik UMY, Selasa (14/02)
Direktur Utama Porcalabs, Muhammad Miftah Maritah menyambut baik jalinan kerja sama UMY dengan developer miliknya dalam membangun desa berbasis digital di sektor pariwisata. Menurutnya, di era disrupsi saat ini pembangunan desa termasuk sektor pariwisata tidak dapat dilepaskan dari penggunaan teknologi dan informasi.
"Era disrupsi saat ini yang tidak dapat dilepaskan dari penggunaan teknologi mendorong semua orang untuk memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. Kolaborasi ini menurut saya menjadi langkah bagus untuk membangun budaya digital di desa" Ujar Miftah Maritah.Â
Miftah menambahkan tantangan di era disrupsi saat ini adalah sumber daya manusia nya yang masih gagap terhadap teknologi. Hal ini tentu menjadi penghambat penerapan budaya digital. Namun, Miftah menambahkan bahwa ia memiliki program tambahan bagi siapa saja instansi yang bermitra atau berkolaborasi dengan dengan Porcalabs berupa pelatihan penggunaan aplikasi atau website hingga mahir.
"Kami (Porcalabs) memiliki program tambahan berupa pemberian pelatihan dalam pemanfataan aplikasi atau website. Sehingga harapannya dapat mengoptimalkan pengunaan digital dalam menunjang tupoksinya" Tambah Miftah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H