Ini tentang kenakalan saya dan kakawanan (teman – teman) di kampung waktu masih remaja dulu (10 - 12 tahunyang lewat). Dan berhubungan erat dengan bulan ramadhan ini. Karena ini tentang sebuah tradisi di daerah saya yaitu Bagarakan Sahur atau acara membangunkan orang buat sahur.
Malam itu seperti biasanya kami remaja – remaja desa selalu nongkrong sehabis sholat taraweh dan tadarusan di sebuah mesjid kecil di kampung kami yang bernama Mesjid Nurul Falah Dulang. Dulang adalah nama kampung kami yang berjarak sekitar 4 jam perjalanan dari Banjarmasin ibukota Propinsi Kalimantan Selatan kalau naik mobil dan mobil itu tidak mengalami mogok ataupun terjebak kemacetan di jalanan kota hehehehe…. Berhubung Kaum Mesjid (petugas mesjid) belum datang maka kami yang sering menjalankan tradisi Bagarakan Sahur itu. Acara biasanya di mulai sekitar jam 3 lewat ataupun jam 03.30 dinihari karena waktu imsak biasanya menjelang jam 5 subuh.
Dalam hal Bagarakan Sahur ini kalau lagi rajin kami keliling – keliling di muka rumah ataupun samping rumah warga kampung melewati jalan – jalan kecil sambil bawa gitar, kaleng bekas, dan barang – barang yang mudah di dapat yang penting bisa menghasilkan irama yg syahdu, hehehe… kadang sambil keliling membawakan lagu – lagu yang lagi hit saat itu. Tidak peduli itu lagu dangdut, pop ataupun rock, yang penting asyik dan berharap suara – suara kami yang cempreng ini bisa membangunkan warga sekitar agar segera bangun dari tidurnya untuk mempersiapkan makan sahur.
Setelah keliling baru lah ke mesjid ambil mikropon lalu teriak – teriak Sahuuur…sahuuur sambil pukulin bedug dengan pukulan/ketukan yang tidak karuan. Kadang juga sambil shalawatan bilamana ada kawan yang alim ikut hahaha… Bagarakan hari pertama jam 2 lewat sampai hari ketiga berlangsung lancar walaupun ada saja warga yang kurang suka dengar suara kami yang membangunkannya hahaha.. Nah, (kalau saya tidak salah ingat) di hari ke empat sesuatu yang tak pernah kami duga sebelumnya terjadi. Jarum jam dinding mesjid masih menunjukkan jam 02.15 Wita dan kami sudah show in the mosque sekitar 10 menitan. Datanglah sesosok bapak – bapak yang hanya memakai celana pendek dan kaos singlet menengok ke pintu mesjid sambil menyuruh kami yang lagi teriak – teriak sahur untuk mematikan mikropon dan disuruh keluar dari mesjid.
Keluarlah kami dengan hati berdebar-debar sambil bertanya dalam hati ada apa gerangan? Setelah semuanya keluar termasuk saya, sidin (beliau) yang rumahnya hanya berjarak 4 buah rumah saja dari mesjid langsung menghardik kami sambil menggenggam sebilah parang di tangan kanan : “Heh..buhan kam ini niatnya handak mambangunkan urang sahur atau mangganggui urang guring ja kah?!!” (Heh, kalian ini niatnya mau membangunkan buat sahur apa menggangu orang tidur saja kah?!!) “ini hanyar jam 2 lewat, urang tu jam 3 lewat hanyar bagaragakan sahur!” (ini baru jam 2 lewat, acara membangunkan orang buat sahur itu jam 3 lewat!). Langsung saja kami minta maaf kepada beliau dan berjanji tidak mengulangi lagi bagarakan sahur jam 2 lewat tapi jam 2 kurang..hahahaha… kabuuuuuurrrrrrrrrrrrrrr.
Catatan :
Kalau ada hal yang baik dalam tulisan ini silakan di ambil/dituruti. Dan hal – hal jelek JANGAN di ambil ya kawan. Walaupun saya agak ragu juga yang mana yah hal baik itu terdapat dalam tulisan ini hahahaha…..
Untuk Sdr. Zulfikar Akbar ini special requestmu tentang sedikit tradisi ramadhan di kampungku. Afwan ya akhi kalau tulisan ini jadi HL dan jangan ngiri. HL = Hancur Lebur. Hahahaha……….
Salam badingsanakan barataan
@Parigi Simbar, 14082010
Gambar di ambil disini : http://banjarmasinbungas.com/wp-content/uploads/2009/09/palui-65.jpg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H