Tan Malaka merupakan salah satu tokoh besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, tetapi ironisnya, namanya kerap dilupakan dalam narasi resmi sejarah. Dikenal sebagai "Bapak Republik," Tan Malaka adalah seorang pemikir, revolusioner, dan tokoh nasionalis yang memiliki visi jauh ke depan tentang kemerdekaan Indonesia. Dalam sejarah perjuangan bangsa, Tan Malaka bukan hanya tokoh pergerakan, tetapi juga seorang intelektual yang membingkai ideologi kemerdekaan dalam kerangka perjuangan kelas dan pembebasan nasional.
Lahir di Sumatra Barat pada 1897, Tan Malaka mendapatkan pendidikan di Belanda dan menyerap gagasan-gagasan kiri yang berkembang di Eropa saat itu. Pemikirannya yang radikal kemudian dituangkan dalam bukunya Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia), di mana ia merumuskan konsep republik Indonesia jauh sebelum Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan pada 1945. Dalam buku tersebut, Tan Malaka menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh sekadar merdeka secara politik, tetapi juga harus merdeka dari penindasan ekonomi dan sosial yang dilakukan oleh kolonialisme dan kapitalisme.
Sepanjang hidupnya, Tan Malaka terlibat dalam berbagai pergerakan politik dan revolusi. Dia mendirikan Partai Murba (Musyawarah Rakyat Banyak) yang berideologi sosialis, dan aktif dalam perjuangan kemerdekaan di dalam maupun luar negeri. Namun, terlepas dari perannya yang penting, Tan Malaka sering kali mengalami pengkhianatan dan dilupakan oleh sejarah. Setelah kemerdekaan Indonesia, Tan Malaka bahkan ditangkap oleh militer Indonesia dan dieksekusi tanpa proses pengadilan pada 1949. Nasib tragis ini menjadi simbol bagaimana sejarah cenderung melupakan tokoh yang menantang status quo.
Lupa atau sengaja dilupakan, peran Tan Malaka dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia sangatlah penting. Sejarawan seperti Harry Poeze menilai bahwa Tan Malaka adalah salah satu pemimpin nasionalis yang paling awal memperjuangkan konsep republik di Indonesia. Namun, karena sikap radikalnya yang bertentangan dengan kepentingan politik dominan, namanya tersingkir dari panggung sejarah resmi.
Meski begitu, dalam beberapa tahun terakhir, ada upaya untuk merehabilitasi nama Tan Malaka. Buku-buku biografi dan kajian akademis tentang pemikirannya mulai bermunculan, dan Tan Malaka semakin mendapatkan pengakuan sebagai salah satu pilar penting dalam sejarah Indonesia. Dia adalah simbol dari perjuangan yang tidak hanya menginginkan kemerdekaan formal, tetapi juga pembebasan yang sejati dari segala bentuk penindasan.
Tan Malaka layak diingat sebagai Bapak Republik yang terlupakan, bukan hanya karena gagasan-gagasannya, tetapi juga karena pengorbanannya. Sejarah bangsa ini tidak akan lengkap tanpa menyebut namanya sebagai salah satu tokoh yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia.
Sumber:
- Poeze, Harry A. Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia (2008).
- Malaka, Tan. Naar de Republiek Indonesia (1925).
- Suhartono, Iwan. "Tan Malaka dan Gagasan Republik," Kompas (2017).
- Rangkuti, Nasrul. "Tan Malaka, Sosok Pejuang yang Dilupakan," Tempo (2021).
- Legge, J. D. The Indonesian Republic and Its People (1970).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H