Perhelatan Piala Dunia U-20 di Argentina baru saja usai , seperti sudah kita saksikan bersama (buat yang rela begadang untuk nonton tayangan langsung di layer kaca) dan ramai diberitakan di berbagai media. Uruguay pun berhasil menjadi kampiun pada helatan kali ini, sedangkan Italia harus puas sebagai runner up, dan Israel sanggup merebut posisi ketiga setelah mengalahkan Korea di perebutan peringkat ketiga.
Hampir Sebagian pecinta sepakbola di seluruh dunia tidak ingin luput menjadi saksi disetiap perjalanan tim negaranya, pun tim jagoannya dari negara lain (khusus pecinta sepakbola tanah air, karena timnas Garuda batal menjadi peserta jalur tuan rumah). Selalu ada obrolan ringan dari para pecinta bola untuk ikut sibuk menjadi analis dan komentator dadakan di setiap kesempatan, ketika mereka berkumpul "ngariung" santai. Begitu pula yang terjadi di satu sudut warung kopi sachet-an, Ketika tiga orang berkawan sedang asyik sembari menyeruput seduhan kopi di pagi hari tadi.
Tiga orang saling berkawan itupun terlibat obrolan tentang hasil piala dunia U-20 tersebut, ketiganya masing-masing bernama (sebut saja) MIDUN, MADAN, dan MADIN. MIDUN mengawali lagi percakapan ringan dari ketiga orang tersebut, setelah sebelumnya membahas tuntas pertandingan final antara Uruguay dan Italia usai dari sisi yang berbeda.Â
MIDUN dengan ekspresi yang sedikit berpikir serius (tampaknya), sembari tangan kirinya menyangga dagu tiba-tiba berpendapat: "Ada benarnya juga yah, kenapa Piala Dunia U-20 tidak jadi dihelat di negara kita dan dipindah ke Argentina...!"
Rupanya, pernyataan MIDUN, langsung disergap jawaban kedua temannya yang seakan tidak setuju!
MADAN dengan ekspresi yang tak kalah serius menyanggahnya: "Lho... lho... lho... Benar darimananya? Sudah sekian lama kita siapkan perhelatan itu dengan banyak waktu, dana, dan tenaga yang telah dikeluarkan agar bisa menyelenggarakan Piala Dunia U-20 untuk pertama kalinya. Gegara ulah segelintir orang yang 'berkepentingan' akhirnya penyelenggaraannya dipindah ke Argentina!"
MADIN pun seakan setuju sanggahan MADAN dan ikut menimpali: "Kalo saja tidak ada kepentingan-kepentingan dari sekelompok orang dengan tujuan tertentu tersebut, Negara kita akan tampil untuk pertama kali di PIALA DUNIA! Belum lagi akan banyak menambah devisa negara dengan banyaknya para turis dan supporter negara lain ke Indonesia bla...bla...bla...!"
Entah karena paham maksud dari sanggahan kedua temannya, atau karena tidak mau obrolan menjadi liar kemana-mana, MIDUN kemudian melanjutkan pendapatnya: "Iya... Iya... Saya paham apa maksud kekecewaan kalian, saya kan belum selesai berpendapat. Maksud saya... kalo saja Negara kita Indonesia tetap dipaksakan jadi tuan rumah piala dunia U-20 ...."
Sedikit terjeda dan diam sejenak MIDUN pun melanjutkan: "Bakalan terjadi demo dan anarkis bahkan chaos berkepanjangan di negeri ini hingga berakhirnya Piala Dunia U-20, karena penolakannya atas kehadiran Israel. Soalnya, Israel pasti tetap akan adatang dan bermain terus dari fase grup sampe dengan perebutan tempat ketiga jelang berakhirnya perhelatan. Lho... lho... lho... Gak Bahaya Tah!!!"
Mendengar penjelasan dan alasan MIDUN yang luas (Panjang kali lebar), kedua sahabatnya itu pun akhirnya paham dan serempak menjawab: "Kalo memang itu hikmah dari kegagalan kita jadi tuan rumah PILDUN U-20 sih kita juga SEPAKAT, DUN!!!"
Yang bikin penasaran, MIDUN lagi-lagi bergumam: "Coba kalo Jerman lolos Piala Dunia U-20, pasti Indonesia aman jadi tuan rumah!"