Mohon tunggu...
Satria Dezember
Satria Dezember Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pegiat syair kehidupan dalam persepsi filsuf

Penyuluh Agama yang mendedikasikan diri pada pelayanan umat dalam bidang kerohanian dan non kerohanian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

3 Tindakan Manajemen Kerumunan

3 November 2022   10:10 Diperbarui: 3 November 2022   11:28 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. pribadi Wibawa Mukti, Agustus 2022

Belum selesai rasa duka dan terkejut kita pada Kasus Kanjuruhan, disambung kini terhenyak pada tragedi kerumunan Halloween di Itaewon, dan jembatan gantung di India. Jumlah korban ratusan di masing-masing tragedi membuat kita harus semakin waspada. Manajemen Kerumunan diperlukan dalam menghadapi situasi gawat darurat di tengah himpitan, berikut 3 tindakan yang dapat menyelamatkan :Pertama, beri perlindungan pada tubuh anda dengan tangan membentuk setengah lingkaran sehingga terjadi space atau ruang antara tubuh anda dengan tubuh lainnya, jika hal ini dilakukan setiap orang dalam kerumunan, maka dengan tekun dan sabar kerumunan akan bergeser dan terdapat ruang untuk bergerak, bernafas, dan tidak terhimpit.

Kedua, angkat anak-anak dan orang dengan gangguan pernafasan kemudian gendong di bahu agar mereka lepas dari kerumunan di bawah. Posisi mereka di atas akan membuat mereka memiliki ruang lebih banyak untuk bernafas. Pada situasi yang memungkinkan, kita dapat menggiring anak-anak dan orang dengan gangguan pernafasan untuk dibawa di atas kepala kerumunan menuju tepi atau evakuasi dari udara (atas) guna mendapat ruang yang lebih aman.

Ketiga, jangan panik, perhatikan jalur evakuasi, dan dengarkan arahan petugas. Perasaan engap dan tekanan pikiran akan memicu penyempitan pernafasan yang membuat jantung kekurangan oksigen yang berujung pada gagal jantung. Tetap tenang dan ciptakan jarak seperti langkah pertama, kemudian perhatikan sekitar anda manakah yang harus lebih dahulu di keluarkan dari kerumunan, entah berdasarkan posisi jalur evakuasi atau klasifikasi kelompok.

Terakhir, kita telah belajar dari Pandemi, untuk segala sesuatunya 75% kapasitas saja, kedepannya hal ini seharusnya menjadi gambaran bahwa sebaiknya untuk menyelenggarakan suatu acara yang berkerumun maka kapasitas hanya 75-80 % saja agar 20-25% sisanya dapat digunakan untuk bergerak dan tidak sampai terjadi penumpukan atau terhimpit karena sedikitnya ruang gerak.

Kini, apresiasi tinggi bagi kepolisian dan promotor konser dan salut pada salah satu grup band ternama Indonesia yang telah dengan bijaksana menahan diri menangguhkan konser yang menghadirkan kerumunan massa tersebut sampai pada waktu yang memungkinkan dan telah menjaga keselamatan bersama.

Sementara waktu, hindari kerumunan, bahkan termasuk kerumunan kemacetan, karena potensi kepanikan ada dimana-mana. Jaga selalu dengan doa dan kewaspadaan. Sehat sejahtera untuk kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun