Tulus, seorang penyanyi yang hebat dan cerdas telah memberikan kepada saya secara pribadi mengenai pemaknaan hati-hati di jalan. Melalui lagu ini kita menemukan 2 kata yaitu 'hati' dan 'jalan', dengan berbagai macam perenungannya, mari kita mainkan kata ini:
Pertama, jangan jalan-jalan di hati.Hati bukan tempat rekreasi, hati juga bukan tempat singgah.Â
Hati adalah rumah sepanjang hayat.Â
Tempat yang mampu menerima kita apa adanya saat yang lain tidak lagi mampu menerima. Maka dari itu kita harus hati-hati memberikan ruang atau memasukkan "sesuatu" ke hati, bukan saja melulu tentang manusia, bahkan juga termasuk di dalamnya kata-kata, perlakuan, dan lainnya.
Kedua, hati jangan dibawa jalan-jalan. Hati bukan ruang pameran. Hati harus ditata sedemikian rupa agar menjadi rapi, bukan untuk disuguhkan namun untuk perasaan yang lebih teratur sehingga hati kita tidak berantakan. Hati jika hanya dibawa pasti akan repot, sebab sejatinya hati adalah untuk digunakan.Â
Hati sejatinya berfungsi sebagai pengendali, maka jangan sampai hati menjadi penilai.
Ketiga, yang dihati jangan jalan-jalan. Baik jika engkau penghuni maupun sang pemberi tempat, tetaplah berkomitmen dan konsisten untuk tinggal apapun yang terjadi, bagaimanapun keadaannya.Â
Apabila kemudian tahun bangunan tempat tinggal itu rusak, maka yang kita lakukan adalah merenovasi hati bukan merobohkan hati.
Hati-hati di jalan, yang dihati jangan jalan-jalan. Selamat menempuh perjalanan hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H