Mohon tunggu...
Catur Satria
Catur Satria Mohon Tunggu... Dosen - Seekor kucing

Yang sedang tidur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada Apa dengan Nusa

22 Juni 2021   00:57 Diperbarui: 22 Juni 2021   01:10 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada apa dengan Nusa? Kenapa pada ramai? Karena karakternya memakai gamis dan hijab? Karena ada orang yang disebut buzzer bikin cuitan? Karena Nusa dianggap agen HTI?

Don't let corporate pandering fools you. Buat yg gak tahu apa itu corporate pandering, please help yourself and google it.

Ada alasannya kenapa industri hiburan dan media perlu memetakan demografi penontonnya. Mesin produksi mereka bekerja berkat anda sekalian para penikmatnya. anda adalah konsumen mereka.

Umat Islam adalah jumlah mayoritas di negeri ini. Secara statistik, umat Islam lah yang menjadi target rasional kapitalisme. Industri harus ikut trend, trend kaitannya dengan seberapa banyak orang yang ada di trend itu atau seberapa kuat yang menyuarakan trend itu. Sorry to say, di mata kapitalisme apapun yang banyak secara jumlah adalah komoditas. Agama tidak terkecuali. Bagi kapitalisme agama bisa direduksi semata mata sebuah trend.

Ada alasannya kenapa industri hiburan rajin memproduksi sinetron religi dengan karakter pria dan perempuan soleh soleha lengkap dengan pak ustadnya di tayangan mainstream layar kaca. Kenapa jarang sekali ada karakter dari latar belakang agama lain di tayangan sinetron arus utama? Karena data statistiknya tidak dianggap signifikan dan potensial utk menutup ongkos produksi tayangannya.

Saya heran kenapa hanya Nusa yang dituding menyebarkan ideologi tertentu hanya karena menampilkan identitas suatu golongan. Padahal industri hiburan arus utama dan semua korporasi pada umumnya, sudah lama membuat formula ini.

Kenapa ada logo halal yang dipajang besar besar di iklan kulkas dan mesin cuci? Kenapa logo halal menjadi mandatory dalam sebuah desain packaging produk kecantikan untuk segmen ekonomi tertentu? Karena logo sakti ini di komodifikasi utk meraup konsumen sebanyak-banyaknya.

Hal yang sama dilakukan banyak korporasi dunia untuk issue yg sedang gandrung seperti LGBTQ, feminisme, beauty standard, dan apapun trend ideologi yang digemari sekarang. Korporasi harus bisa menangkap dan mengeksploitasinya menjadi keuntungan. Inilah yang namanya corporate pandering.

Saya tidak percaya Nusa dikendalikan ideologi radikal/intoleran atau politik golongan tertentu. Tapi saya bisa melihat sejelas-jelasnya bahwa Nusa tidak dikemudikan oleh kepentingan ideologi selain dari kapitalisme. Sama seperti produk industri hiburan lain yang positioning dan praktek komodifikasinya lewat identitas agama.

Produksi tayangan seperti nusa bukan effort mudah dan murah. Umat islam ada banyak sekali spektrumnya, termasuk yang fundamentalis banyak juga jumlahnya. Kenapa tidak diambil sekalian bagian "kuenya" untuk menutup cost produksi?

Semoga nusa sukses sebagai sebuah produk industri, sehingga stake holder, dan tim produksi yang sudah bersusah payah membuatnya memperoleh apresiasi moral dan finansial yang sepadan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun