Keterkaitan yang ada antara masyarakat atau manusia terhadap lingkungan tidak dapat dipisahkan, karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa hadirnya orang lain, dan yang menjadi wadah kehidupan manusia itu sendiri adalah lingkungan sekitar. Maka dari itu lingkungan juga berperan penting terhadap kehidupan makhluk yang ada di bumi.Â
Kemudian munculah substansi kajian dari ilmu sosiologi itu sendiri, yaitu sosiologi lingkungan. Awal kemunculan sosiologi lingkungan ini adalah dengan maraknya permasalahan antara masyarakat dengan lingkungan, yang kemudian menjadi keresahan tersendiri pada zaman itu dan munculah sosiologi lingkungan sebagai sebuah kajian baru antara masyarakat dengan lingkungan dengan tujuan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada antara masyarakat dengan lingkungan. Keresahan tersebut merupakan kepekaan sosial masyakarat terhadap kerusakan atau permasalahan lingkungan yang terjadi. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa sosiologi lingkungan adalah kajian yang penting bagi keilmuan sosiologi.
 Lahirnya pemikiran sosiologi lingkungan ini berawal dari sosiologi tradisional. Pada awalnya sosiologi lingkungan ini berfokus pada hubungan timbal balik antar lingkungan dengan masyarakat dengan kacamata sosiologi tradisional. Hadirnya sosiologi lingkungan ini juga sebagai pemecahan masalah yang telah lama dirasakan masyarakat, karena yang sebelumnya masalah lingkungan dengan masyarakat belum dapat teratasi dengan kemunculan sosiologi lingkungan yang berfokus pada hubungan timbal balik keduanya akan dapat dengan mudah terpecahkan masalah yang ada kedepanya.Â
Dalam hal ini dapat diambil contoh sebagai studi kasus yaitu terjadinya banjir di daerah Ciracas, Jakarta Timur. Hal tersebut bisa dikaji dengan pandangan sosiologi lingkungan yaitu tindakan dari manusia itu sendiri yang menyebabkan kerusakan lingkungan berupa meluapnya air.
Tindakan manusia yang dapat dilihat misalnya :
- Membuang sampah sembarangan, Perilaku kebiasaan masyarakat sekitar yang membuang sampah sembarangan akan mengakibatkan sampah yang berserakan tidak pada tempatnya. Jika ada turun hujan, maka sampah akan ikut terbawa oleh air hujan ke saluran air. Kemudian jika terus-menerus terjadi, akan ada penumpukan sampah di saluran air yang akan menghambat laju air, bahkan dapat membuat saluran air tersebut tersumbat. Bahkan ada juga masyarakat yang langsung membuang sampah ke saluran air, sampah tersebut bukan hanya sampah ringan saja. Namun, juga dapat ditemukan sampah berat seperti peralatan rumah tangga. Air akan terus mengalir namun saluran air tersumbat, terjadilah air meluap dari saluran dan menyebabkan genangan air di daratan atau yang biasa disebut banjir.
- Semakin sedikit resapan air. Resapan air sudah semakin berkurang, sudah jarang terlihat lahan kosong khusus penampungan air hujan. Di Jakarta, gedung-gedung serta bangunan lebih tumbuh sumbur dibanding dengan pepohonan yang ada. Hal tersebut didukung dengan terus bertambahnya jumlah penduduk. Manusia terus membangun bangunan untuk dijadikan tempat tinggal dengan membeli lahan kosong yang sebenarnya bisa sebagai sumber resapan air.
Tindakan manusia tersebut memang sudah menjadi kebiasaan yang terjadi, merasa bahwa membuang sampah sembarangan adalah hal yang biasa dan lumrah dilakukan. Tindakan sepele seperti ini sebenarnya yang dapat menjadi pemicu permasalahan lingkungan. Kemudian membangun rumah atau bangunan lainya, hal tersebut dirasa sudah menjadi tuntutan bagi masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi untuk memiliki tempat tinggal. Selain itu, ada juga penyebab banjir selain dari perilaku manusia itu sendiri, yakni adanya curah hujan yang tinggi dan durasi waktu yang lama.Â
Jika terjadi penyumbatan saluran air dan juga minimnya resapan air, serta didukung dengan intensitas hujan yang tinggi serta durasi yang lama, maka akan air meluap tidak dapat dihindarkan. Air akan mengalir ke tempat yang lebih rendah jika saluran air tersebut sudah tidak dapat lagi menampung volume air. Terkadang, banjir yang terjadi di Jakarta pun merupakan sebuah air kiriman dari Bogor. Hal tersebut karena letak ketinggian kota Bogor yang lebih tinggi dibanding kota Jakarta yang ketinggianya rendah. Kali atau aliran air yang besar pun terkadang tidak dapat menampung air kiriman dari Bogor jika di Jakarta pun terjadi hujan yang cukup deras dan lama.
Jika sudah terjadi permasalahan lingkungan tersebut, masyarakat sekitar juga yang akan merasakan dampaknya, padahal hal tersebut akibat dari perilaku masyarakat itu sendiri yang secara tidak sadar dilakukan terus menerus. Selain itu, peran penting juga dipegang oleh pemerintah setempat. Karena pemerintah dapat mengatur tata kelola lahan yang baik demi mencegah terjadinya permasalahan-permasalahan lingkungan yang ada kedepanya. Pemerintah dapat mengatur dan membangun saluran air yang memungkinkan, kemudian juga dapat membuat lahan resapan air.
Beberapa faktor permasalahan lingkungan khususnya banjir telah disebutkan diatas, dan dampak yang ditimbulkan pun telah dijelaskan. Maka dari itu, disini dapat dilihat bahwa kehadiran sosiologi lingkungan berperan penting, sebagai cara pandang khusus hubungan manusia dengan lingkungan, bahkan bisa menjadi penengah permasalahan yang ada kedepanya.Â
Sosiologi lingkungan akan melihat sebuah permasalahan lingkungan dari sisi manusia nya itu sendiri, karena akan melihat apakah penyebab terjadinya permasalahan tersebut, apakah ada keterkaitanya dengan tindakan manusia atau perilaku manusia, kemudian juga dapat menjabarkan dampak yang ditimbulkan kemudian setelahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H