"Apakah cuma karena video 20 detik, 20 tahun pengabdian ibu jadi guru akan hancur?"
Pertanyaan tersebut berasal dari Tita, anak Bu Prani dalam film "Budi Pekerti". Bu Prani merupakan guru BK yang memiliki metode unik dalam menangani siswa-nya. Ia lebih suka menggunakan metode 'refleksi' dibanding 'hukuman' bagi murid-muridnya yang melanggar peraturan.Â
Misal, saat ada siswa yang mengumpat pada temannya menggunakan kata-kata kasar, Bu Prani memerintahkan siswa tersebut untuk mengulang kembali kata-kata tersebut di depan tumbuhan yang ia tanam, lalu mengukur, "Mana tumbuhan yang tumbuh lebih tinggi? Apakah yang diberi makian atau tidak?".
Berkat metodenya yang unik dan berhasil membangun kesadaran siswa akan perbuatan yang dilakukannya, Bu Prani diangkat menjadi kandidat calon wakasek di sekolah.Â
Posisi tersebut teramat penting baginya, karena ia perlu membiayai biaya ke psikolog untuk suaminya yang menderita bipolar. Gejala bipolar yang dialami suaminya diakibatkan karena efek pandemi yang berimbas pada bangkrutnya setiap usaha yang pernah dibuat.
Ia memiliki dua anak, Mukhlas dan Tita. Mukhlas merupakan konten kreator/influencer dengan ratusan ribu pengikut, sedangkan Tita merupakan musisi yang gemar menyuarakan keadilan dalam lirik-liriknya.Â
Naas, nasib Bu Prani hancur tatkala ia menegur seorang lelaki yang merebut antriannya tatkala membeli kue putu. Bu Prani mengeluarkan kata "Ah, suwi" yang artinya "Ah, lama". Namun, dalam video yang diunggah oleh seorang pembeli, sekilas ucapan tersebut terdengar seperti umpatan "Asui" yang berarti anjing.
Netizen merundung Prani di sosial media, pihak sekolah lebih mendahulukan reputasi sekolahnya, dan keluarga terkena dampaknya. Akankah Bu Prani mampu meyakinkan publik bahwa dirinya tidak bersalah? Akankah pengabdiannya sebagai guru akan hancur hanya karena video 20 detik?
"Budi Pekerti" merupakan film yang ditulis dan disturadarai oleh Wregas Bhanuteja, dan dibintangi oleh Ine Febriyanti, Prilly Latuconsina, Angga Yunanda, Dwi Sasono, dan pemain lainnya. Berdurasi 1 jam 51 menit, film ini akan membawa kamu untuk berefleksi dan merasakan beragam emosi melalui kacamata sosial yang relate dengan semua orang.