Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Penolakan Dakwah Nabi Nuh, Ketika Manusia Lebih Mendahulukan Akal Dibanding Iman Mereka

3 Mei 2021   22:53 Diperbarui: 4 Mei 2021   07:55 4072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kapal yang menyelamatkan Nabi Nuh bersama pengikutnya dari banjir besar yang menenggelamkan kaumnya. Foto ilustrasi: Getty Images

Hukuman datang dari Allah bagi orang yang tidak mau beriman. Di tengah cuaca yang panas, hujan badai datang dengan cepat, banjir besar menghancurkan dan menenggelamkan semua yang ada.

Setelah badai berhenti, Nabi Nuh dan para pengikutnya membangun sebuah pemukiman. Nabi Nuh terus berjuang untuk berdakwah hingga usia 950 tahun. Kisah ini diambil dari surah Al-Ankabut ayat 14 dan 15.

Berdakwah membutuhkan kesabaran dan keteguhan hati.

Dari kisah di atas, kita dapat belajar dari Nabi Nuh bahwasannya dalam berdakwah, kita harus mempunyai rasa sabar dan hati yang kuat. Bayangkan saja, beliau telah berdakwah beratus-ratus tahun, menyampaikan kebenaran, namun hanya sedikit orang yang mau percaya. Apakah ia menyerah?

Tidak, ia sama sekali tidak menyerah. Ia tetap berdakwah hingga akhir hayatnya.

Nah, bagaimana dengan kita?

Keika teman melakukan kesalahan, ataupun kita melihat suatu kemungkaran, dan melihat manusia terjebak dalam kesesatan. Kita seringkali langsung pesimis, merasa bahwa mereka tidak bisa berubah, dan takut ketika ingin berdakwah kepada mereka. Kita takut kehilangan teman dan takut dakwah kita ditolak begitu saja.

Makna dakwah sendiri adalah menyampaikan kebenaran. Misalnya, temanmu sedang bergunjing membicarakan keburukan orang, lalu kamu mengingatkannya bahwa bergunjing termasuk perbuatan yang buruk. Maka kamu telah berdakwah kepada temanmu sendiri.

Ketahuilah, teman. Hakikat dari dakwah bukanlah untuk menyenangkan semua orang. Ketika kita berdakwah, tujuan kita bukanlah ingin jadi pusat perhatian atau didengar oleh semua. Tujuan kita adalah untuk menyebarkan kebenaran. 

Seringkali kita melihat ada orang yang berdakwah dengan paksaan. Ketika ada orang yang menolaknya, ia langsung menuduhnya kafir. Ia langsung menyalahkan orang tersebut, menganggapnya sebagai ahli neraka.

Padahal, dakwah tak butuh penerimaan. Ketika Allah menyuruh kita untuk berdakwah, kita hanya disuruh untuk menyampaikan, bukan memaksakan. Allah berfirman pada surat Al Baqarah ayat 256, 

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat." (QS. Al Baqarah: 256).

Kenapa nabi Nuh bisa sekuat itu? Mengapa ia tidak kesal karena dakwahnya ditolak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun