Ketika film-film korea lain berfokus kepada tema kriminalitas, yang dimana tokohnya adalah polisi dan penjahat, atau tema romance, yang tokohnya memiliki pekerjaan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Film ini justru menawarkan hal baru.
Di paruh pertama film ini mulai, kita akan disambut dengan adegan loncat indah khas atlet loncat indah. Di paruh kedua dan ketiga di film ini juga makin membuat kita paham bahwa menjadi atlet loncat indah tak semudah yang dibayangkan.
2. Memiliki plot yang mirip film "Joker"
Jika kamu sudah menonton film Joker buatan DC tahun 2019, kamu pasti akan merasakan ada sedikit kesamaan plot dalam film ini. Mulai dari alurnya yang tak terlalu rapi, banyak adegan halusinasi tokohnya yang membuat kita bingung apakah itu benar-benar nyata atau halusinasi belaka, dan endingnya yang terkesan membingungkan.
Film ini kurang cocok ditonton untuk kamu yang kurang suka dengan film beralur rumit. Namun, nilai tambah di film ini adalah ketika latar belakang kedua tokohnya mampu dijelaskan dengan baik walau tak dijelaskan secara langsung di awal film.Â
Perlahan-lahan, kita sebagai penonton akan mulai memahami mengapa tokoh tersebut memiliki konflik yang kuat dengan sahabatnya sendiri.
3. Film yang depresif dan emosional
Dari awal film ini mulai, kita hanya diberi sedikit porsi kebahagiaan. Adegan demi adegan yang ditampilkan cenderung depresif, apalagi ketika tokoh utamanya mulai berhalusinasi seakan-akan dihantui oleh sahabatnya sendiri.Â
Tokoh pembantunya juga ikut membuat film ini semakin dark, ketika adegan halusinasi, tokoh pembantunya sukses membuat suasana film ini semakin menyeramkan juga menegangkan.
Untuk kamu yang menonton film ini untuk mencari hiburan, saya rasa film ini mungkin kurang cocok untuk kamu. Film ini cocok untuk kamu yang ingin menonton film berat dan ingin mencoba merasakan pengalaman menonton yang berbeda.
4. Membuat penonton menebak-nebak siapa yang salah dan benar