Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Minari", Ketika Imigran Korea Lupa dengan Makna Keluarga yang Sesungguhnya

22 Januari 2021   06:49 Diperbarui: 22 Januari 2021   16:54 2370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Minari, sumber: goldderby.com

Korea memang terkenal dengan industri perfilmannya yang semakin maju di mata dunia, apalagi film-filmnya mulai memenangkan banyak penghargaan yang diakui oleh dunia.

 "Parasite" berhasil memenangkan piala Oscar, lalu ada "A Taxi Driver" sebagai pemenang most popular film di Blue Dragon Film Awards ke-38. Masih banyak film korea yang mendapat penghargaan internasional. Lantas, kalau film korea baru-baru ini, ada yang dapat penghargaan tidak ya?

Jawabannya adalah Minari. Film ini disutradarai oleh Lee Isaac Chung, dan film ini mendapatkan penghargaan di Sundance Film Festival dan mendapat pujian dari sutradara “Parasite” Bong Joon-ho. 

Film Minari, sumber: goldderby.com
Film Minari, sumber: goldderby.com

Minari bercerita tentang David, seorang anak laki-laki Amerika keturunan Korea berusia 7 tahun, hidupnya terbalik ketika ayahnya memutuskan untuk memindahkan keluarga mereka ke pedesaan Arkansas dan memulai sebuah pertanian pada pertengahan 1980-an. 

Singkatnya, film ini bercerita tentang Imigran Korea dan keluarganya yang ingin menggapai american dream.

Lalu, apa yang menarik dari film ini sehingga bisa mendapat penghargaan di festival film dunia? 

Yuk simak, ini 5 kelebihan film Minari yang membuatnya layak untuk mendapat penghargaan di festival film dunia.

1. Film yang "Berbeda"

Sumber: www.deadline.com
Sumber: www.deadline.com
Film Minari murni hanya mengangkat tema tentang keluarga dan bagaimana rasanya hidup di Amerika. Film ini tidak mengangkat tema politik atau sebagainya, film ini hanya murni menunjukkan sesuatu untuk mengangkat harapan kita semua.

Film ini memiliki alur yang tidak mudah ditebak. Kita tidak akan menduga poin-poin yang disampaikan di awal film akan berakhir seperti apa. Awalnya, saya hanya menyangka bahwa film ini memiliki alur layaknya film lain, namun ternyata berbeda.

2. Detail kecil namun bermakna besar

Sumber: www. medium.com
Sumber: www. medium.com

Banyak adegan-adegan yang mungkin dianggap biasa oleh para penontonnya namun memiliki makna yang besar. Seperti ketika adegan interaksi orang Korea dengan penduduk asli Amerika, juga ketika adegan pergi ke gereja, tidak semata-mata ditampilkan hanya untuk menjadi penghias cerita. Film ini menunjukkan bahwa Amerika dan Korea sedang berusaha untuk belajar menghargai perbedaan yang ada.

3. Akting pemainnya yang memukau

Sumber: soompi.com
Sumber: soompi.com
Akting para pemain di film ini terlihat sangat natural sehingga membuat penonton merasa dekat dengan karakter-karakternya. Steven Yeun sebagai Jacob (Ayah), dan Yeri Han sebagai Monica (Ibu), mereka berdua mampu membawa karakter yang diperankan dengan saat baik. Emosi yang sejak awal dibangun pada paruh awal film, langsung meledak di akhir film. 

Begitu juga dengan akting Alan S.Kim sebagai David dan Noel Cho sebagai kakaknya. Mereka berdua digambarkan sebagai anak korea yang lahir dan berjiwa Amerika. Walau begitu, mereka tetap bisa berbahasa Korea, dan tahu beberapa budaya Korea. 

Akting mereka berdua di film ini tampak natural seperti anak-anak pada umumnya. Mereka berdua mampu membuat suasana film ini jadi lebih hangat dan menyenangkan.

Karakter nenek yang diperankan oleh Youn-Yuh Jung juga amat menarik perhatian para penontonnya. Jika di film-film lain seorang nenek digambarkan bak malaikat penuh kasih sayang, film ini justru menunjukkan seorang nenek yang apa adanya. Di akhir film, kita akan dikejutkan dengan adegan nenek yang tidak terduga. Sukses membawa karakter nenek yang berbeda.

4. Mengambil footage-footage dan lagu yang sederhana dan indah

Sumber: artsatmichigan.umich.edu
Sumber: artsatmichigan.umich.edu
Film ini mengandalkan gambar-gambar yang natural layaknya di Amerika, juga ditambah dengan memperlihatkan atmosfer-atmosfer indah yang akan membuat penonton merasa tenang dengan pemandangannya. Film ini tidak mengambil set up yang berlebihan, dan membat film ini benar-benar nyata layaknya hidup di Amerika.

Film ini juga dikontraskan dengan musik-musik korea tahun 90s yang terasa seperti kehidupan berjalan. Ketika adegan marah atau pun sedih sekali pun, tidak ditambahkan backsound yang bernuansa sedih, dan membuat film ini terlihat benar-benar natural.

5. Penuh pesan namun tidak menggurui

Sumber: variety.com
Sumber: variety.com
Menonton film ini membuat saya merasa bahwa kadang dengan contoh nyata, seseorang bisa berubah tanpa perlu diceramahi. Ayah di film ini digambarkan sebagai ayah yang jauh dari agama, ia merasa bahwa semua yang ia lakukan adalah kehendaknya dan usahanya tersendiri. 

Di akhir film, ayahnya pun terlihat telah belajar akan satu hal. Di mana hal itu yang membuatnya dan keluarganya menjadi kembali harmonis.

Film ini mengajarkan bahwa hidup bukanlah hanya soal punya uang, rumah bagus, dan lainnya. Seperti ketika merawat tanaman, yang bukan hanya soal menyiram. Film ini juga menunjukkan bahwa tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, proses membuat lahan peranian di film ini juga dibantu dengan orang amerika yang menunjukkan bahwa perlunya interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari terutama ketika sedang beradaptasi.

Film ini juga mengajarkan bahwa keluarga yang sesungguhnya adalah ketika bisa selalu bersama di  kala senang atau pun susah. Lagi-lagi, hidup bukanlah hanya soal uang. Melainkan kebersamaan, selama kita masih bersama, maka kita akan bisa melewati berbagai rintangan di kehidupan dengan tenang dan bisa saling menguatkan. Jadilah seperti pohon Minari yang bisa tumbuh dengan beradaptasi dengan jenis tanah di mana pun ia ditanam.

Itulah 5 kelebihan film Minari yang membuatnya layak mendapat penghargaan di festival film. Apakah kamu tertarik untuk menontonnya?

Overall, saya rasa film ini akan masuk dalam kandidat film terbaik di piala Oscar nanti. Dengan filmnya yang berbeda dan tidak terduga, juga adegan-adegan kecil yang penuh dengan kritik sosial, membuat film ini layak untuk mendapat piala Oscar. 

Film ini juga diperkuat dengan akting para pemainnya yang natural, juga pengambilan gambarnya yang sederhana dan diiringi dengan musik yang indah. Film ini memiliki pesan yang tidak menggurui namun amat sangat melekat ke dalam hati.

Film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton, terutama bersama keluarga. Karena dengan menonton film ini, kita bisa mengerti makna keluarga yang sesungguhnya.

Rating film : 9.5/10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun