Tahun 2020 mungkin menjadi tahun yang penuh dengan kesedihan dan kabar duka. Mulai dari awal Covid-19 muncul, hingga peristiwa-peristiwa politik yang membuat kepala pusing, juga pembelajaran daring yang tak kunjung usai akibat pandemi. Hal itu yang membuat saya bertanya-tanya, apakah kebahagiaan bisa didapat dalam situasi seperti ini?
Saya adalah pelajar, kelas 9 SMP lebih tepatnya. Para Kompasianer disini mungkin belum tahu. Selama pandemi ini, sudah lama saya tidak bertemu dengan teman-teman, sekolah masih online, nilai-nilai saya pun bisa dibilang menurun drastis dibanding ketika belajar offline. Apakah saya tetap bisa berbahagia dengan hal tersebut?
Berbulan-bulan saya berusaha mencari jawaban. Saya mulai rutin membaca buku pengembangan diri, hingga menonton banyak film. Tujuan saya hanya satu, untuk mencari "Kebahagiaan" itu seperti apa.
Setelah melalui malam yang panjang, banyak buku yang sudah saya baca, saya menemukan poin penting yang saya cari selama ini. Ya! Bagaimana cara menemukan kebahagiaan di masa sulit seperti ini? Jawabannya pun saya temukan.
Ternyata, kebahagiaan dapat diraih dengan 4 Langkah. 4 Langkah ini saya temukan ketika saya membaca dan menonton film, juga mengingat beberapa pengalaman orang-orang terdekat saya. Langkah-langkahnya adalah lakukan 4B (Berbagi, Bersyukur, Bersabar, Berusaha).
Kenapa 4B tadi bisa menjadi kesimpulan yang tepat untuk menjadi langkah mencari kebahagiaan yang sesungguhnya? Yuk simak, Ini alasannya.
Berbagi
Berbagi mungkin jadi sebuah hal yang sering dilakukan oleh manusia kepada manusia lainnya. Namun, akibat pandemi, berbagi mungkin akan menjadi kata yang sulit ditemukan. Mengapa? Karena kebanyakan orang sudah terlalu sibuk dengan urusannya sendiri.
Selama masa pandemi ini, saya terlalu sibuk mencari kebahagiaan untuk diri sendiri. Saya merasa, ketika saya bisa menyenangkan diri saya, maka saya akan bahagia. Ternyata, yang saya rasakan adalah hampa, dan saya tetap tidak bahagia.
Sampai akhirnya, pada bulan November, di hari ulang tahun saya, teman saya membelikan saya sebuah buku yang amat saya inginkan. Padahal waktu itu saya hanya bercanda, bilang "Jangan lupa beliin gue hadiah ya."