Mensesapi adegan pertandingan dari waktu ke waktu, permainan Timnas akhirnya berpotensi berpotensi menyulut emosi penonton di sekitarku.Â
Terutama skema penyerangan yang hanya mengandalkan sisi sayap Egy dan juga sadil, namun bingung menyampaikannya kembali ke Irfan Jauhari sang eksekutor yang juga baru debut di timnas.
Lantas dimana Marck Klok? Bayanganku Klok bakal mudah asik meliuk memegang bola dan mudah memuntahkan umpan matang ke tengah, yang bisa dimanfaatkan kambuaya atau Jauhari. Tapi tetap serangannya putus bosqu!
Jujur, pertandingan di babak 1 itu monoton, dan tidak berkembang. Vietnam sepertinya berhasil meredam emosi mereka, untuk berlama-lama saja menahan bola dan membuangnya jauh. Ketika pemain kita mulai masuk ke  pertahannyanya dari sisi-sisi sayap. Mudah terbaca!
Dan sampai pada adegan akhir babak pertama, suasana benar-benar tegang tanpa bicara, lantas mudah berubah menjadi kritikan tanpa jawabnya. Ah namanya juga penonton, bisanya mengkritik saja kan?
Ada pertanyaan dari mereka, mengapa Coach Shen tidak mengganti Firza atau Rio secepatnya sih?
Karena lini itu yang sering lengah mencegah ancaman Vietnam. Dan kebuntuan untuk melayani serangan Vietnam. Dan malah sering menyajikan pelanggaran yang menghasilakan kartu kuning bagi pemain Timnas.Â
Untung saja Jauhari, tidak dikartu merah, karena sudah mendapat kartu kuning, dan sering nakal mengambil bola dengan kasar. Mungkin dia hanya bermodal semangat menang?
Ya okelah, sepertinya babak pertama para penonton masih maklum, mungkin Timnas baru pemanasan kali. Meski harus diakui, kadar optimisme penonton termasuk diriku mulai terkikis dengan penampilan itu.
Babak kedua, Timnas akhirnya Kalah, 3-0!