Berita ledakan bom bonuh diri di Polrestabes Medan Sumatra Utara tempo lalu, sempat heboh ya? Berdasarkan informasi katanya pelaku menggunakan atribut ojok online (Ojol). Benaran gak sih, pelakunya Ojol?
Berita tidak sedap ini sempat melintas di pikiranku jua, ketika hendak menggunakan jasa Ojol Grab. Wah jangan-jangan, -nganu- bisa saja mengarah ke modus kriminal lainnya kan? Begal, penculikan kek atau perampokan paksa gitu!
Wajar kan, ketakutan itu sempat menghinggap di kepala, namun tetap saja faktor logika bisa menawar, dan lantas menepis keraguan tadi.
Hal tadi pernah terekam di Oktober 2019 lalu, ketika saya diundang menghadiri event di Jakarta. Sebagai orang ndeso yang tinggal di daerah  -Kalimantan- dan lama kali tidak ke Ibukota membuat saya berpikir keras untuk bagaimana bisa datang ke acara yang berada di Jakarta Barat itu.
Jujur karena saya buta kali, peta Ibukota! Tidak ada teman di sana, yang menjemput! Terlebih acaranya berlangsung di tanggal tua lagi --bokek-Â
Namun faktor kepercayaan sudah tersemat kepada Grab sih, yang lantas akhirnya, membuat saya harus memaksimalkan aplikasi Grab yang --terlanjur- tersemat mudah dalam Smartphone ini.
Namun setelah berpikir logis, ya sudah dari Bandara Cengkareng naik Bus Damri hingga sampai di Gambir. Nah dari Gambir melanjutkannya dengan Grab menuju penginapan di Jakbar. Ya tentu dengan ongkos lebih murah kan? --hiks-
Pengalaman ini sebenarnya ecek-ecek kali kan buat dibaca kan? Karena semua orang juga pernah menggunakan jasa Grab dengan selamat sampai tujuan.
Tapi poinnya, yang ingin saya katakan adalah dengan kondisi saya yang buta arah jalan di kota besar seperti Jakarta dan juga kondisi keuangan cekak, ditambah dengan berita tidak sedap tadi --soal teror- Â