Sudah hukum alam. Kompetisi apapun selalu saja menciptakan kesuksesan dan kegagalan, terlebih kompetisi Politik 2019 mendatang.
Kegagalan selalu saja menyisakan rasa sakit hati-lah, dendam-lah, nah yang paling paling remeh-temeh adalah sikap nyiyir dari pihak yang gagal. Terserah jika judul di atas, diklaim sebagai nyinyir nih? Saya hanya bisa bilang, itu perasaan adek saja.
Nah akhirnya, turnamen AFF 2018 sudah menakdirkan Indonesia gagal dari fase Grup. Indonesia menelan kegagalan yang sakit untuk dibicarakan dan terus diulang-ulang.
Indonesia hanya bermain imbang melawan Filipina 0-0, di GBK (25/11), Mingu malam, pada laga terakhir pelipur-laranya. Sementara Thailand berhasil menghempaskan Singapura 3-0 di Rajamenggala Stadium di waktu yang sama.
Artinya, dua tim dari Grup B akan diwakili oleh Thailanddan juga Filipina yang akan menuju Semifinal turnamen AFF nanti. Dan memaksa Indonesia, bersabar menunggu moment AFF selanjutnya dua tahun lag 2020 mendatang.
Banyak masukan teknis terkait kegagalan tim Indonesia di ajang AFF tahun ini. Utamanya pertanyaan mengapa Timnas tak kunjung juara AFF? Apa memang harus ganti presiden? Presiden yang mana dulu? PSSI atau RI? Terus Apa mereka mau?
Dan kegagalan Timnas  ini tentu sudah menjadi gunjingan media dan pengamat bola di banyak media. Terlalu berani saya menyentil, terlebih mengulas masalah teknis itu.
Hah, lawong Presiden RI pasti berpikir-pikir menyentil apalagi memerintah PSSI, bisa-bisa PSSI marah, dan mengadu pada 'bapaknya' FIFA di Swiss sana. Bisa dibanned lagi sepakboal kita! Malakama-kan?
Ada hal lain yang menarik yang masih bisa diobrolkan sih, selain faktor teknis yang sensitif tadi. Tentu mengobrolkan hal faktor non-teknis kegagalan Timnas Indonesia. Pernah dengar, menurut ketua PSSI, Edy Rahmayadi, Timnas Garuda akan baik jika media juga baik.
Dalam dimensi lain, kita bisa artikan, jika PSSI tidak mau dipusingkan dengan segala kritikan di media, apalagi kita yang hanya hobby nonton bola dan komentar saja.
Atau ini memang benar telah menjadi sinyal yang memang serius, jika memang ada hal non-teknis yang mengganjal kesuksesan timnas Garuda di ajang bergengsi  Asia Tenggara ini? Apa ya? Yuk, kita mencari-cari dan berfikir positif saja!