"Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati"
Pernah mendengar petuah sehat di atas? Tapi terkadang namanya anak muda, terkadang juga ya masa bodoh saja. Menunjuk diri sendiri, saya mengaku masih sering luput memanjakan keinginan hasrat perut, guna mencukupi konsumsi harian. Meski keinginan akan selalu berbeda dengan kebutuhan-kan? Alasanya sederhana sih, "Saya sibuk!"
Usia muda memang selalu dikaitkan dengan produktifitas dan mobilitas yang tinggi --katanya dan relatif sih--. Dan pastinya dalam melakukan banyak hal  kaum muda yang energic juga pasti pernah merasakan sakit, sebelum menjadi tua! Nah itu bisa jadi pertanda konsumsi makanan harian, menjadi hal yang utama harus mulai diperhatikan dalam menyiapkan ketahanan tubuh dari serangan penyakit.
Nah masih membayangkan dan mengandalkan menu Junk food-mu? Sebut saja, Mie instan dengan aneka rasa nikmatnya apalagi ditambah lombok utuh yang diiris kecil-kecil dan di-topping telor ceplok untuk menuruti sarapan pagi. Ada lagi, ayam goreng yang dibalur dengan tepung gurih ditemani dengan nasi putih yang berfungsi sebagai pembungkus ayam krispy tadi bersama saus dan tomat masuk ke dalam mulut kita.
Malam hari apalagi! Siapa yang tahan dengan aroma bakso yang berasal dari gerobak mamang bakso yang modar-mandir di depan rumah? Yakinlah kita pasti terlena. Lalu nasi goreng, mie goreng atau sate yang juga gampang ditemui menjadi santapan pada malam harinya. Itu belum lagi, dengan aneka kudapan seperti gorengan dan snack ringan lain peneman sepi bahkan kesibukan.
Enak! Alasan sederhana yang terlontar dari bibir kita menjajal aneka makanan di atas kan? Terus pertanyaanya apakah sudah mengkonsumsi serat yang berasal dari sayuran dan baik untuk pencernaan ? Terus kapan dong memualinya? Enteng saja lantas kita malah berkata ,"Ah, mumpung masih muda, sikat aja yang ada, kuat kok"
Muda Juga Akan Menjadi Tua! Setuju?
Kata dokter gizi dan berbagai informasi kesehatan selalu saja mengatakan jika pola gizi seimbang adalah solusi menjaga kesehatan tubuh. Katanya lagi, saat menyantap makanan berat itu idealnya kita selalu mendapatkan asupan buah-buahan 50 persen, protein 25% lalu 25% lainnya diasup oleh bahan karbohidrat.
Namun, bercerita lagi tentang kebiasaan saya dan kebanyakan kita yang tinggal di Indonesia paling asik mengkonsumsi zat karbo sebagai bagian dominan yang terselip dalam asupan sehari-hari, apalagi kalau bukan nasi. Nasi dengan dominasi zat karbo tinggi dirasakan dan diyakini akan menjadi sumber energi tubuh dalam melakukan aktifitas harian.
Kita sering melupakan --atau malah tidak tahu-, sumber serat dan protein juga menjadi elemen penting bagi nutrisi tubuh, yang juga sebenarnya memiliki fungsi mengenyangkan seperti nasi.