Pantas saja jika  kaum millenial sudah tidak sabar ingin memecah celengan ayam-nya nih. Jangan ditanya, buat apa? Apalagi selain travelling-travelling ke penjuru dunia mana saja,  liburan akhir tahun 2017 ini?
Kaum millenial saat ini memang doyan banget melakukan 7 hingga 8 kali perjalanan dalam satu tahun. Sesuai survey yang dilakukan traveller's sweet spot, jika 83% millenial traveller ternyata mengaku lebih menyukai melakukan beberapa kali perjalanan singkat, daripada perjalanan panjang yang hanya dilakukan satu kali dalam setahun. Nah para millenial-traveller yang lahir antara tahun 1980 hingga 2000, are you ready?
Membidik spot-traveling memang gampang-gampang susah, jika wisata-lokal Indonesia sudah dilalap habis, hemmm... tidak ada salahnya sekali-sekali mencoba beberapa porsi spot baru wisata-internasional buat di-icip.
Beberapa spot-wisata beberapa negara bisa dijadikan new-challenge bagi semua. Sebut saja, yang dekat dulu, Thailand pernah menjadi destinasi populer di tahun 2015, lalu Islandia yang menjadi tujuan favorite pada 2016. Tahun 2017? Nampaknya Portugal menjadi destinasi terpopuler deh, seperti yang dilansir News.co.au
Mengapa Portugal menjadi hot-destination? karena banyaknya spot kota-kota bersejarah bekas peradaban bangsa Portugis bernilai seni tinggi. Mengunjungi Lisbon misalnya, kita akan serasa berada pada abad ke sembilan saja. Suasana abad pertengahan bisa disajikan dan dirasakan pada kawasan Castelo Sao Jorge hingga puncak Kota Moor. Monumen dan banyak museum seperti Balem, serta juga kafe yang menawarkan kuliner lezat yakni kue tar ala portugis dengan rasanya yang 'mak-nyuss'.
Duh, berada disana di akhir tahun ini, bisa jadi termimpi-mimpi-kan? Haha, tapi apa iya celengan ayam kita cukup buat traveling-travelling jauh-jauh ke Portugal sono dari Indonesia ya?
Memamah Peradaban Bangsa Portugis Di Asia Saja!
Di Asia sendiri jejak peradaban bangsa portugis juga bisa dirasakan di kota Macao, Tiongkok. Karena menurut sejarahnya, bangsa Portugis pernah berada di Macao sejak abad ke-16, yakni sejak tahun 1570 hingga 1999.
Kedatangan Jorge Alvares dari bangsa Portugis kala itu berhasil menyewa kawasan Macao dari Dinasti Ming yang berkuasa, menyulapnya untuk dijadikan daerah pelabuhan bagi aktivitas perdagangan. Aktivitas itu terus berlangsung pada tahun 1999, dan selepas itu mengembalikan daerah Macau ke negara Tiongkok, dengan status Daerah Administratif Khusus Macao, RRCÂ hingga kini.