Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengembalikan Pasar Rakyat sebagai Rumah Rakyat

7 Januari 2017   13:03 Diperbarui: 10 Januari 2017   11:39 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu stand lapak di Pasar Malam Samarinda Yang Menggunakan Jalan Sempit Untuk Berdagang I Koleksi Pribadi
Salah satu stand lapak di Pasar Malam Samarinda Yang Menggunakan Jalan Sempit Untuk Berdagang I Koleksi Pribadi
Sehingga setiap malam kita disuguhi aneka komoditas pokok di tempat yang dijadikan pasar bergiliran, dari kelurahan satu ke kelurahan lainnya. Pasar malam ini sangat membantu sekali memenuhi kebutuhan dapur masyarakat yang tidak sempat berbelanja ke pasar tadi pagi. Tentunya dengan harga yang juga dapat ditawar. Komoditas yang ditawarkan, yakni barang kebutuhan pokok/memasak, pakaian, kerajinan, kuliner dan juga aneka hiburan anak anak.

Sejarah terbentuknya pasar malam di samarinda memang tak terlepas dari masalah sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan dan gelombang PHK yang terjadi di tahun 2000an. Hal ini membuat profesi baru sebagai pedagang dapat diandalkan. Dengan berjualan berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya, pedagang bisa meraup hasil lumayan, dengan tidak mengeluarkan biaya sewa lapak seperti di pasar pada umumnya, hanya membayar retribusi maksimal Rp 20ribu per-malamnya.

Tentu saja aktivitas ini mendapat restu dari Pemkot Samarinda dengan kordinasi masing-masing kelurahan setempat. Lagi lagi, tanpa disadari, aktivitas pasar dadakan ini telah membantu Pemkot samarinda dalam menekan angka pengangguran, dan menjadikan pasar malam, sebagai kebijakan populis yang diminati warga, baik penjual dan pembeli.

Deputi Produksi dan Pemasaran, Kemkop dan UKM, I Wayan Dipta mengatakan, di Indonesia terdapat 13.450 pasar, dan terdapat sekitar 12.6 juta pedagang kecil. Jika 1 pedagang menanggung 4 orang keluarga saja, maka 10 pasar rakyat bisa menolong  40.000 orang. Ini belum elemen lainnya yang membantu pedangan kecil, seperti kuli panggul dan jasa distribusi barang.

Sebagian besar pelaku di pasar rakyat adalah sektor informal. Sektor inilah yang selama ini berfungsi sebagai jaring pengaman ketika krisis ekonomi menyebabkan gelombang PHK dan ketika hingga kini pemerintah gagal menjamin ketersediaan lapangan kerja yang mengimbangi laju pertumbuhan angkatan kerja. Data Kementerian Perdagangan menyebutkan 12,5 persen atau 30 juta penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai pedagang di pasar rakyat. (Kompas.com, 21/12/2016).

Saatnya Kembali Ke Rumah Rakyat

Badai perlambanan ekonomi yang dunia rasakan saat ini, tentu akan berimbas pada berkurangnya lapangan kerja di semua daerah Indonesia. Saatnya kembali ke rumah rakyat, yakni pasar rakyat, untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan,  dengan menjadi pelaku ekonomi di sana, baik penjual dan pembeli. Karena pada dasarnya setiap manusia menjalani kedua peran itu untuk memenuhi kebutuhannya sehari hari.

Di rumah rakyat, yakni pasar rakyat, kita bisa berkumpul dengan banyak orang, membentuk hubungan emosi dari lintas entitas, ras, suku dan agama dalam kegiatan tawar menawar dan menambah relasi kekeluargaan. Dan akan memupuk rasa persatuan kekeluargaan.

Ketum Gerindra, Prabowo Subianto Melakukan Dialog Dengan Pelaku Pasar Rakyat Di Jakarta I Viva.co.id
Ketum Gerindra, Prabowo Subianto Melakukan Dialog Dengan Pelaku Pasar Rakyat Di Jakarta I Viva.co.id
Di rumah rakyat, kita bisa menyandarkan masalah ekonomi kita dengan kreasi produk/jasa yang kita hasilkan dengan berbagai inovasi dan belajar melakukan persaingan bisnis yang sehat. Disini semua keluh kesah tentang sulitnya lapangan kerja akan menghasilkan rasa kemandirian yang kokoh.

Di rumah rakyat, sekaligus kita bisa mewariskan satu dari banyak kebudayaan ekonomi Indonesia bagi anak cucu kita kelak. System ekonomi yang ramah, melalui senyuman dalam setiap  tawar menawar transaksi jual-beli  .

Di rumah rakyat, jarak antara pemimpin dan rakyat terasa rekat, karena dimensi politik akan melekat dan membuat hubungan keduanya saling menguntungkan dalam menata rumah rakyat untuk bersaing dari serbuan pasar modern yang ditopang oleh system kapitalis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun